Bisnissawit.com – Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus mengalami penurunan di pasar domestik dan global, termasuk di dalam proses tender yang diselenggarakan oleh PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) sejak Senin hingga Jumat (9-13/12/2024).
Situasi ini membuat harga CPO kini terlempar dari posisi Rp 16.000 per kilogram pada Jumat (6/12/2024) lalu, atau menurut catatan Media Perkebunan berdasarkan hasil tender PT KPBN periode Jumat (13/12/2024) berada di level Rp 15.553 per Kg.
Menyikapi hal ini, ahli ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU), Wahyu Ario Pratomo menjelaskan bahwa ada sejumlah faktor yang mendukung pelemahan harga CPO dalam sepekan terakhir.
“Sepekan ini kan terjadi perlambatan ekonomi dunia, dan di saat yang sama Tiongkok sebagai salah satu konsumen besar CPO dunia, juga mengurangi belanja CPO dari Indonesia,” kata Wahyu Ario Pratomo kepada dikutip dari Media Perkebunan, Minggu (15/12/24).
Tapi ternyata bukan cuma CPO yang terkenal imbas dari pelemahan ekonomi global. Wahyu mengatakan, minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai atau soyabean juga mengalami penurunan harga dalam sepekan ini.
Menurut Wahyu, produksi CPO sempat terganggu akibat faktor cuaca, khususnya banjir yang terjadi di berbagai negara produsen besar seperti Indonesia dan Malaysia.
“Nah, saat suplai berkurang, di saat itu pula permintaan di pasar justru melemah sehingga penurunan harga CPO tidak dapat dihindari. Dalam pasar berjangka ke depan, juga harga CPO mengalami penurunan,” tuturnya lebih lanjut.
“Rasanya pada Januari 2025 harga CPO akan tetap rendah, dan berpeluang turun karena memang permintaan global yang menurun. Apalagi tahun depan lembaga Dana Moneter Internasional atau International Moneter Fund (IMF) memerkirakan Tiongkok akan semakin melambat pertumbuhan ekonominya. Dampaknya, ekspor CPO kita ke TIongkok akan berpotensi berkurang,” kata Wahyu menganalisis.