15 Maret 2024
Share:

Bisnissawit.comMinyak makan merah baru-baru ini menjadi perbincangan hangat, pasalnya Presiden Joko Widodo baru saja meresmikan langsung pabrik minyak makan merah yang berada di Pagar Merbau di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara pada Kamis (14 /3/2024 kemarin). Pabrik minyak makan merah itu merupakan yang pertama dan merupakan pabrik percontohan. Lantas apa itu minyak makan merah?

Minyak makan merah atau refined palm oil merupakan produk dari minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang setelah proses penyulingan tidak melanjutkan proses-proses selanjutnya. Minyak ini memiliki warna merah terang mencolok dan aroma yang kuat yang berasal dari kelapa sawit yang memang berwarna merah tua karena selama proses produksi, minyak makan merah tidak melalui proses penyulingan atau bleaching seperti minyak goreng sawit biasa.

Minyak makan merah sejak tahun lalu sudah diklaim akan menjadi pengganti minyak goreng karena memiliki sederet keunggulan. Presiden Joko Widodo sendiri menyebutkan minyak makan merah ini punya harga yang lebih murah dibanding minyak goreng biasa, salah satunya soal harga minyak makan merah dibandingkan minyak goreng lainnya. Diketahui harga minyak makan merah kisarah Rp15 ribu per kilogramnya.

“Yang saya senang, pertama, harga minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng yang ada di pasaran. Artinya, barang ini bisa bersaing di pasar, bisa bersaing karena harganya kompetitif,” ujar Presiden Jokowi saat peresmian pabrik minyak masak merah, Kamis (14/3/24).

Selain itu, Presiden Jokowi juga mengklaim minyak makan merah memiliki nilai gizi yang baik bagi tubuh, di dalamnya kaya akan kandungan vitamin A dan E, jadi bukan hanya murah dan terjangkau tapi juga baik untuk kesehatan tubuh.

Baca Juga:  APPKSI Kirim Surat ke Presiden Joko Widodo, Protes PKS Tanpa Kebun

“Ini sudah dicoba oleh beberapa chef dan mereka menyampaikan, ‘Pak, minyak makan merah ini beda. Lebih enak dan dicek gizinya lebih baik’,” kata Presiden Jokowi.

Selaras dengan pernyataan Joko Widodo, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) juga menerangkan minyak makan merah masih mempertahankan kandungan senyawa fitonutrien. Kandungan tersebut, meliputi karoten sebagai sumber vitamin A, tokoferol dan tokotrienol sebagai vitamin E, dan squalene. Asam oleat dan asam linoleat yang dikandungnya berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak. Dari kandungan itu, minyak makan merah dikategorikan sebagai salah satu bahan pangan anti-stunting.

Sebelum peresmian pabrik minyak masak merah, Presiden Joko Widodo pada 2022 juga telah melakuakn peninjauan tentang minyak masak merah bersama Kelapa PPKS yang saat itu mejabat, Edwin Lubis. Saat menerima kunjungan Presiden Jokowi, Edwin Lubis turut mengutarakan harapannya terkait akan ada pabrik minyak makan merah yang menyusul di daerah lainnya.

“Ini diharapkan dibangun di sentra atau di daerah-daerah pedesaan sehingga pasti akan lebih murah karena biaya logistiknya bisa dikatakan tidak ada,” ujar Edwin Lubis dalam siaran pers Kominfo, Kamis (7/7/22).

Produksi minyak makan merah ini juga dapat dikembangkan oleh koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) karena nilai investasi yang lebih kecil dibandingkan pabrik minyak goreng komersial dan biaya logistik dari produksi minyak makan merah ini juga kecil.

Di akhir keterangannya, Edwin menuturkan bahwa edukasi dan sosialisasi tentang manfaat minyak makan merah perlu dilakukan kepada masyarakat karena adanya perbedaan warna dengan minyak goreng pada umumnya. Ia pun juga meminta dukungan semua pihak untuk membantu menyosialisasikan produk inovasi yang dapat menjadi salah satu solusi dalam pemenuhan gizi bagi masyarakat Indonesia.

Baca Juga:  Melihat Peluang Planter Kelapa Sawit di Luar Negeri, Keuntungan Serta Tantangannya

“Tentunya harapan kami dukungan seluruh stakeholder untuk menyosialisasikan minyak makan merah ini,” tandasnya. (AD)