Bisnissawit.com – Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) melihat paluang bagus bagi kesejahteraan petani sawit dengan keberadaan pabrik kelapa sawit (PKS) mini yang bisa diberdayakan dari skala kelompok tani (poktan).
Terlihat keberhasilan Kelompok Tani (Gapoktan) Tuah Telaga, Desa Telaga Dua, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, yang resmi berhasil membangun pabrik kelapa sawit (PKS) mini secara mandiri.
Pabrik sawit mini yang terletak di desa yang berpenduduk 1.409 jiwa ini, mampu menghasilkan kapasitas olah 1 ton per hari.
Ketua Umum SPKS Sabarudin menegaskan pembangunan pabrik sawit mini ini, menjadi model gerakan nasional dari petani sawit mandiri dalam mengelola perkebunan sawit secara berkelompok.
”Tentu saja PKS mini ini merupakan kemandirian petani sawit itu sendiri untuk mewujudkan mimpinya mengolah hasil kebun sawitnya,” tegas Sabarudin dalam keterangan yang diterima Bisnis Sawit, Jumat (5/7/24).
Di samping itu, Bupati Sintang H. Jarot Winarno KS menilai keberadaan pabrik kelapa sawit milik Gapoktan Tuah Telaga ini, dapat menjadi bagian fasilitasi Pemerintah Daerah dalam mewujudkan upaya keberlanjutan petani sawit swadaya.
“Ini merupakan yang pertama di Kabupaten Sintang, kelompok petani memiliki pabrik sawit mini, yang harus dikelola dengan baik. Sebab saat ini sebagian besar bahan kebutuhan manusia berbahan dasar sawit antara lain seperti minyak goreng, mentega, sabun mandi, maupun kosmetik,” terang Jarot.
Ia juga berharap Poktan Tuah Telaga bisa memaksimalkan pabrik mini dan menjadi pelopor bagi desa-desa lainnya.
Sementara itu, Kepala Desa Telaga Dua Yustus Laud menyampaikan bahwa kehadiran pabrik kelapa sawit milik Poktan Tuah Telaga ini sangat bersejarah bagi masyarakat desa sekitar.
Di mana pabrik sawit ini juga merupakan impian masyarakat Desa Telaga Dua yang hidup sebagai petani sawit swadaya.
“Kehadiran PKS ini diharapkan mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi 187 petani swadaya yang menggantungkan hidupnya dari bertani kelapa sawit sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” jelas Laud.
Kedepan SPKS berharap keberadaan pabrik kelapa sawit mini ini, selain meningkatkan kapasitas produksi, juga bisa menjadi contoh bagi desa-desa penghasil sawit lainnya di seluruh daerah.
“Pabrik kelapa sawit milik petani ini akan menjadi model dan pilot projek gerakan SPKS nasional dari petani sawit mandiri dalam mengelola perkebunan berkelanjutan,” pungkas Sabarudin. (*)