Bisnissawit.com – Budidaya kelapa sawit merupakan tantangan besar, terutama bagi petani swadaya seperti Sunardi, seorang petani dari Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.
Dengan lahan seluas 0,75 hektar, ia harus menghadapi berbagai kendala seperti perubahan iklim, serangan hama, wabah penyakit, hingga fluktuasi harga pasar. Sunardi bukan satu-satunya; lebih dari 3.500 petani di wilayah tersebut menghadapi masalah serupa.
Namun, ada harapan untuk meningkatkan produktivitas dan keberhasilan melalui solusi inovatif. Salah satu kunci utama adalah peremajaan tanaman dengan menggunakan benih bersertifikat.
Peran Benih Bersertifikat
Tim Research & Development (R&D) Sinar Mas Agribusiness and Food telah mengembangkan benih unggul Dami Mas, hasil persilangan pohon unggul dengan kandungan minyak dan berat tandan yang lebih tinggi dibandingkan varietas tradisional.
Benih ini dirancang tahan terhadap penyakit jamur dan memiliki tingkat kontaminasi dura yang sangat rendah, yakni kurang dari 0,1%.
Menurut Mohammad Naim, benih Dami Mas memenuhi standar ketat terkait kemurnian genetik, kemampuan berkecambah, dan ketahanan terhadap penyakit. Dengan menggunakan benih berkualitas, petani dapat meningkatkan produktivitas dan meminimalkan risiko gagal panen.
“Benih bersertifikat dapat mengubah lanskap pertanian kelapa sawit. Dengan seleksi yang ketat, benih ini dirancang untuk menghasilkan panen lebih tinggi, meningkatkan pendapatan petani, serta mengurangi kebutuhan lahan,” jelas Naim.
Kesaksian Petani Swadaya
Dedy Prasetyo, seorang petani swadaya dari Jambi, membuktikan manfaat benih bersertifikat. Setelah melakukan peremajaan, hasil panennya meningkat signifikan.
“Setelah 26 bulan, saya bisa memanen lebih dari 1 ton per hektar per bulan, dibandingkan sebelumnya yang hanya 500-700 kilogram. Pendapatan saya pun meningkat menjadi Rp 4-5 juta per bulan,” ungkapnya.
H. Misdan, seorang petani dari program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), juga merasakan dampak positifnya.
“Saya memulai peremajaan pada Mei 2015. Kini, hasil finansial saya meningkat dari Rp 2,7 juta menjadi Rp 3,8 juta per tahun,” katanya.
Lebih dari Sekadar Benih
Namun, benih bersertifikat saja tidak cukup. Praktik peremajaan yang baik harus diterapkan secara menyeluruh. Identifikasi dan penggantian pohon yang tidak produktif perlu dilakukan untuk mengoptimalkan hasil panen. Pendekatan ini memastikan keberlanjutan ekonomi sekaligus menjaga produktivitas lingkungan.
Selain itu, adaptasi terhadap perubahan iklim menjadi faktor penting. Benih unggul seperti Dami Mas menawarkan ketahanan lebih baik terhadap kondisi lingkungan yang berubah, memastikan produktivitas jangka panjang.
Mengatasi Tantangan Petani Swadaya
Meski manfaatnya jelas, petani swadaya sering menghadapi kendala dalam mengakses benih bersertifikat. Masalah utama meliputi keterbatasan anggaran dan minimnya pengetahuan tentang praktik pertanian yang baik.
Kolaborasi program PSR dan penggunaan benih bersertifikat menjadi solusi strategis. Program ini memfasilitasi akses petani terhadap benih berkualitas, sekaligus menyediakan bantuan keuangan untuk mendukung proses peremajaan.
Hingga kini, PSR telah membantu lebih dari 16.300 petani swadaya dalam meremajakan 32.700 hektare lahan.
Harapan Baru untuk Masa Depan
Dengan benih bersertifikat dan dukungan program PSR, petani swadaya kini memiliki peluang untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan keberlanjutan lahan mereka.
Solusi ini bukan hanya mengubah kehidupan petani, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap keberlanjutan industri kelapa sawit di Indonesia. (*)