3 Desember 2024
Share:

Bisnissawit.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mencatat adanya peningkatan seluruh ekspor minyak nabati, termasuk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) beserta golongan lemak dan minyak nabati lainnya dari Pelabuhan Belawan, Medan, sepanjang Oktober 2024.

“Golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar adalah golongan lemak atau minyak hewan dan atau nabati, termasuk CPO,” ungkap Kepala BPS Sumut, Asim Saputra, kepada para wartawan di Medan, Senin (2/12/2024).

Jumlah kenaikan ekspor semua jenis minyak hewan dan nabati tersebut, ungkap Asim Saputra, yaitu sebesar US$53,28 juta atau naik sebanyak 13,31 persen bila dibandingkan ekspor di bulan September 2024.

“Kenaikan ekspor ini juga, diikuti oleh golongan bahan kimia organik dengan kenaikan sebesar US$3,39 juta atau sebanyak 7,41 persen bila dibandingkan ekspor di bulan September (month to month/mtm),” ujar Asim Saputra.

Secara keseluruhan BPS Sumut mencatat nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumut sepanjang Oktober 2024 mengalami peningkatan dibandingkan September 2024, yaitu dari US$ 996,23 juta menjadi US$ 1.037,40 juta atau mengalami peningkatan sebesar 4,13 persen.

“Dan bila dibandingkan dengan nilai ekspor pada Oktober 2023 atau secara tahunan atau year on year (yoy), maka nilai ekspor Sumut mengalami peningkatan sebesar 9,39 persen,” terangnya.

Pihaknya juga mencatat perbedaan hasil ekspor pada produk perkebunan tembakau yang mengalami penurunan sebesar US$ 5,99 juta atau minus 22,18 persen secara mtm pada September 2024.

Dominasi ekspor CPO dan minyak nabati dan hewani asal Sumut sepanjang Oktober 2024 adalah ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebesar US$ 162,50 juta.

Kemudian diikuti ekspor ke negeri Paman Sam atau Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 107,33 juta dan India sebesar US$ 84,94 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,20 persen.

Baca Juga:  BPDPKS Bersama Media Perkebunan Akan Gelar Seminar Nasional dan Field Trip ke Museum Perkebunan Medan

“Dan menurut kelompok negara utama tujuan ekspor pada Oktober 2024, ekspor ke kawasan Asia atau di luar ASEAN merupakan yang terbesar dengan nilai US$ 404,78 juta atau 39,02 persen,” tutur Asim Saputra lebih lanjut.

Berdasarkan catatan BPS Sumut tersebut, peningkatan ekspor minyak nabati dan hewani pada bulan Oktober 2024 dinikmati oleh para pekebun, termasuk oleh para petani sawit.

Hal tersebut, ucap Asim Saputra, ditandai dengan naiknya nilai tukar petani, (NTP), termasuk nilai tukar perkebunan rakyat (NTPR) sepanjang bulan November 2024.

Sebagai informasi, NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar atau terms of trade dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

BPS mencatat pada November 2024, NTP Sumut sebesar 145,77 atau naik 3,10 persen dibandingkan dengan NTP Oktober 2024, yaitu sebesar 141,39. Kenaikan NTP November 2024 disebabkan oleh naiknya NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat, termasuk kelapa sawit, sebesar 5,42 persen.

Sementara itu, NTP empat subsektor lainnya justru mengalami penurunan, yaitu NTP subsektor tanaman pangan sebesar 0,75 persen, NTP subsektor hortikultura sebesar 1,43 persen, NTP subsektor peternakan sebesar 0,25 persen, dan NTP subsektor perikanan sebesar 0,11 persen.

Terakhir, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Sumut pada November 2024 sebesar 144,49 atau naik sebesar 3,37 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya (*)