15 Januari 2025
Share:

Bisnissawit.com Badan Kerjasama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI dan Public Account Committee Parlemen Malaysia sepakat perkuat kerja sama sawit demi membidik pasar Eropa. 

Melansir Media Perkebunan, Dalam pertemuan berjudul Friendly Talk di Ruang Diplomasi, Lantai 6, Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (14/1/2025).  BKSAP DPR RI Bahas Kerja Sama Indonesia-Malaysia, memunculkan kesepakatan baru terkait kelapa sawit.

Kedua negara ini sebagai produsen minyak nabati terbesar di dunia, khususnya kelapa sawit. Memiliki target untuk menembus pasar Eropa.

Delegasi Parlemen Malaysia yang hadir dalam pertemuan ini antara lain Datuk Wira Mas Ermieyati binti Samsudin selaku Chairperson of Public Account Committee. Serta Teresa Kok Suh Sim selaku Deputy Chairperson.

Beserta anggota Public Account Committee seperti Syahredzan bin Johan, Vivian Wong Shir Yee, Dato’ Mohd Isam bin Mohd Isa, dan Sim Tze Tzin. 

Sementara dari DPR-RI ada Ravindra Airlangga selaku Wakil Ketua BKSAP DPR-RI dan didampingi oleh Wakil Ketua BKSAP lainnya yaitu Muhammad Husein Fadlulloh.

Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Ravindra Airlangga memaparkan pembahasan dengan delegasi Parlemen Malaysia mencakup berbagai isu strategis yang menjadi perhatian bersama.

“Indonesia dan Malaysia menghadapi tantangan bersama dalam memastikan produk minyak sawit kita dapat diterima di pasar Eropa,” tutur Ravindra Airlangga. 

Ravindra Airlangga menyampaikan hal tersebut merupakan salah satu isu utama.  Fokus upaya bersama Indonesia dan Malaysia sebagai produsen minyak nabati terbesar di dunia untuk menembus pasar Eropa.

“Kami telah memiliki standar keberlanjutan yang cukup kuat, dan hal ini menjadi fokus utama yang kami perjuangkan bersama,” ujar Ravindra Airlangga lebih lanjut.

Selain itu, Ravindra Airlangga menjelaskan bahwa topik lain yang menjadi perhatian adalah pentingnya peran ASEAN, terutama menjelang Malaysia menjabat sebagai Ketua ASEAN pada 2025.

Baca Juga:  Wilmar Dukung Pemprov Sumsel Kendalikan Karhutla

“Kami sepakat untuk mendorong misi-misi perdamaian, termasuk mengawal implementasi Five-Point Consensus untuk Myanmar agar dapat berjalan sesuai tujuan,” ungkap Ravindra Airlangga.

Tidak hanya itu, isu internasional lain yang turut dibahas adalah Palestina. Indonesia dan Malaysia berkomitmen mengedepankan dan mendukung tercapainya solusi Two-State Solution untuk mewujudkan perdamaian di wilayah tersebut.

 “Kerja sama seperti ini memperlihatkan solidaritas kedua negara dalam mengatasi tantangan global maupun regional yang menjadi perhatian bersama,” tegas Ravindra Airlangga.