26 Agustus 2024
Share:

Bisnissawit.com – Ganoderma atau penyakit busuk pangkal batang, bahkan Ganoderma telah menyebabkan kematian kelapa sawit hingga 80% atau lebih populasi kelapa sawit dan hal tersebut menyebabkan penurunan produk kelapa sawit persatuan luas.

Upaya pengendalian Ganoderma dibahas oleh Dadang Gusyana saat menjadi narasumber Forum diskusi Mengenal, Memahami, dan Melindungi Sawit dari Bahaya Ganoderma dengan topik “Petani Swadaya Optimis meski Ganoderma Bikin Menangis” pada Selasa (20/8/24).

Dadang Gusyana yang sebelumnya meraih penghargaan Medbun Awards 2024 pada Juli 2024 sebagai Pelopor Trainer Ganoderma dalam kesempatan ini kembali memberikan pencerahan kepada petani sawit di Musi Rawas.

“Harus diperhatikan saat panen nantinya, apabila di pelepah ada tanda seperti membatik maka itu merupakan salah satu tanda adanya resting body dari ganoderma. Ganoderma tersebut belum aktif dan masih dalam kondisi istirahat. Bentuknya seperti batik mengular tapi bukan busuk. Kondisinya masih kering dan belum ada sesuatu yang mereka makan sehingga akan istirahat selama 20 sampai 25 tahun,” ujar Dadang, Rabu (21/08/2024).

Saat sudah aktif, ganoderma nantinya akan menyerang jaringan xilem. Jaringan xilem merupakan jaringan penting pada tumbuhan yang berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari akar menuju daun. 

Penyerangan ganoderma pada jaringan xilem akan membuat pohon sawit mengalami proses lignifikasi atau proses pelapukan. Proses lignifikasi ini disebabkan oleh enzim eksudat yang dikeluarkan oleh ganoderma.

“Ini akan menyerang jaringan xilem, jaringan yang membawa air dengan nutrisi dari dalam tanah. Nah nantinya akan ada proses lignifikasi atau proses pelapukan yang dilakukan oleh enzim eksudat yang dikeluarkan oleh ganoderma,” terangnya.

Walaupun berada dalam satu pohon yang sama biasanya tidak semua pelepah terserang oleh ganoderma. Hal ini membuktikan bahwa tidak semua jaringan kelapa sawit akan terserang penyakit ganoderma sehingga masih dapat dilakukan proses penyembuhan.

Baca Juga:  Kementan Jaga Produktivitas Kelapa Sawit, Sosialisasikan Penilaian Fisik Kebun Program PSR

“Berbeda nyata dengan yang sehat, pelepah ganodermanya tidak ada pola batik seperti tadi. Ini membuktikan bahwa tidak semua jaringan kelapa sawit akan terserang ganoderma nantinya. Jadi proses penyembuhannya masih dapat dilakukan,” katanya.

Cara Menanggulangi Ganoderma Pada Perkebunan Kelapa Sawit

Pengendalian secara biologis dapat dilakukan dengan menggunakan trichoderma. Trichoderma merupakan musuh alami dari ganoderma dan akan secara alami muncul ketika pohon sawit terserang jamur ganoderma.

Trichoderma akan berkembang biak dengan baik bila ada unsur karbohidrat di dalamnya dan secara alami akan memakan jamur ganoderma. 

“Untuk pengendalian secara biologis, nantinya secara alami akan muncul musuh dari ganoderma yakni trichoderma. Trichoderma akan tumbuh dengan baik apabila ada unsur karbohidrat di dalamnya. Mereka akan secara alami memakan jamur ganoderma tersebut,” terangnya.

Pengendalian pada pohon sawit yang berpotensi terkena ganoderma dapat dilakukan dengan melakukan monding atau penimbunan pangkal batang. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan melihat struktur mana yang akarnya paling banyak.

Kemudian dibersihkan, disemprotkan elisitor enzim, dan tunggu sekitar 5 hari sampai 7 hari.

Selanjutnya pangkal batang tersebut dapat ditaburkan dengan mikoriza sebanyak 300 gram lalu ditimbun dengan tanah. Akar – akar baru nantinya akan tumbuh setelah satu bulan atau dua bulan. 

“Dilihat terlebih dahulu struktur mana yang akarnya paling banyak. Dibersihkan dulu, kasih elisitor enzim dan semprot, habis itu tunggu sekitar 5 hari atau 7 hari. Ditaburi mikoriza sebanyak 300 gram lalu ditimbun dengan tanah. Setelah sebulan sampai dua bulan nantinya akan tumbuh akar – akar baru,” katanya.

Apabila belum yakin apakah pohon sawit tersebut terserang penyakit ganoderma atau tidak, maka dapat disiasati dengan memberikan trichoderma. Dengan prinsip kerja yang berbeda dari mikoriza, trichoderma bekerja dengan cara melindungi akar pohon sawit. (*)

Baca Juga:  Harga TBS Kemitraan Swadaya Provinsi Riau Naik Rp28,87 per Kg