Bisnissawit.com – Harga crude palm oil (CPO) yang dipasarkan lewat mekanisme tender PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) pada Kamis (8/5/25), masih menunjukkan kecenderungan lesu.
Meski tidak sejatuh dua hari sebelumnya (6–7 Mei 2025), penurunan harga CPO dalam tender kali ini tetap terjadi, dengan angka koreksi mencapai Rp 30 per kilogram (Kg) di seluruh pelabuhan yang terlibat.
Pelemahan harga ini memperpanjang tekanan yang sebelumnya telah menurunkan harga CPO hingga lebih dari Rp 180 per Kg. Walaupun penurunan saat ini terbilang lebih ringan, tetap saja berdampak pada turunnya harga tandan buah segar (TBS) sawit dari petani mitra.
Kondisi tersebut menandakan bahwa tender CPO sejauh ini belum mampu menjadi penopang untuk menstabilkan harga TBS di tingkat kebun. Tekanan pasar global dan sentimen harga masih menjadi tantangan utama dalam menjaga kestabilan harga CPO domestik.
Berikut ini hasil tender CPO KPBN (di luar PPN) pada 8 Mei 2025:
- Belawan: Rp 13.100 – Best (sebelumnya Rp 13.130 – EOP)
- SAN Belawan: Rp 13.100 – Best (sebelumnya Rp 13.130 – WD)
- Dumai: Rp 13.100 – KJA (sebelumnya Rp 13.130 – WD)
- Sei Tapung (Loco): Rp 12.861 – WD (sebelumnya Rp 12.891 – WD)
- Teluk Bayur: Rp 12.970 – WD (sebelumnya Rp 13.000 – WD)
- Talang Duku (FOB): Rp 12.900 – WD (sebelumnya Rp 12.930 – WD)
- Kalsel (FOB): Rp 12.700 – WD (sebelumnya Rp 12.730 – WD)
Penurunan harga ini mengindikasikan bahwa pelaku industri dan petani sawit perlu terus memantau dinamika pasar secara cermat, sambil menanti sinyal pemulihan yang lebih stabil ke depan.