Bisnissawit.com – Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) mengalami tekanan sepanjang Mei 2025. Penurunan terjadi baik secara harian maupun bulanan, meskipun koreksi kali ini tidak sedalam bulan April.
Dilansir dari Bloomberg, Senin (2/5/25), pada penutupan perdagangan Jumat, 30 Mei 2025, kontrak pengiriman CPO untuk bulan Agustus di Bursa Malaysia ditutup di level MYR 3.878 per ton. Harga ini terkoreksi sebesar 1,37 persen dibandingkan hari sebelumnya. Jika dilihat secara bulanan, sepanjang Mei harga CPO terkoreksi tipis 0,82 persen, jauh lebih baik dibandingkan April yang sempat anjlok lebih dari 13 persen.
Tekanan terhadap harga terutama berasal dari peningkatan produksi. Malaysian Palm Oil Association (MPOA) mencatat produksi CPO Malaysia naik 3,51 persen dalam periode 1–20 Mei jika dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.
Faktor lain yang turut menekan harga adalah penguatan nilai tukar ringgit terhadap dolar AS. Selama bulan lalu, ringgit menguat sebesar 1,34 persen. Karena CPO dihargai dalam ringgit, penguatan mata uang ini membuat harga CPO menjadi relatif lebih mahal bagi pembeli luar negeri, sehingga menekan permintaan.
Tinjauan Teknikal: Sinyal Rebound Mulai Muncul
Meskipun tren secara umum masih berada di zona bearish, sinyal pemulihan mulai tampak dalam analisis teknikal. Indikator Relative Strength Index (RSI) berada di angka 45, yang menunjukkan tren lemah tetapi mendekati netral. Sementara indikator Stochastic RSI telah menyentuh angka 0, menandakan kondisi jenuh jual (oversold) ekstrem, yang bisa menjadi sinyal pembalikan arah harga.
Volatilitas harga juga diprediksi meningkat, ditunjukkan oleh indikator Average True Range (ATR) 14 hari yang berada di level 485.
Dengan kondisi ini, peluang harga CPO untuk bangkit pada bulan Juni terbuka lebar. Bahkan, harga diperkirakan bisa kembali menembus level psikologis MYR 4.000 per ton.
Target kenaikan pertama ada di level resistance MYR 4.215 per ton, yang merupakan rata-rata pergerakan (moving average) 5 hari. Jika level ini berhasil dilampaui, maka harga berpotensi menuju MA-10 di MYR 4.417 per ton, bahkan hingga level optimistis MYR 4.444 per ton.
Di sisi lain, ruang penurunan harga dinilai semakin terbatas. Level support terdekat berada di MYR 3.865 per ton. Jika ditembus, harga bisa turun menuju MYR 3.816 per ton.
Dengan tekanan yang mulai mereda dan indikator teknikal yang mengisyaratkan potensi rebound, Juni menjadi bulan penting untuk mengamati arah pergerakan CPO selanjutnya. (*)