Bisnissawit.com — Tren penurunan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang terjadi dalam beberapa hari terakhir kian mencemaskan.
Hasil tender PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) pada periode 15 April 2025 kembali mencatat pelemahan harga signifikan hingga puluhan rupiah per kilogram.
Jika mengacu pada data tender sebelumnya, pada Jumat, 11 April 2025, harga CPO tercatat sebesar Rp 14.325 per kilogram, turun Rp 62 dari hari sebelumnya.
Penurunan berlanjut pada Senin, 14 April 2025, di mana harga kembali melemah sebesar Rp 65 per kilogram menjadi Rp 14.260 per kilogram.
Namun, tekanan belum berhenti di situ. Pada tender Selasa, 15 April 2025, harga CPO kembali turun drastis sebesar Rp 83 per kilogram untuk seluruh pelabuhan yang dilibatkan.
Dengan penurunan tersebut, harga CPO kini berada di kisaran Rp 14.177 hingga Rp 13.623 per kilogram, bahkan mulai mendekati ambang psikologis Rp 13.000 per kilogram.
Penurunan terjadi merata di sejumlah pelabuhan strategis, antara lain:
- Belawan: Rp 14.177 (turun dari Rp 14.260)
- Dumai: Rp 14.177
- Talang Duku (FOB): Rp 13.977 (turun dari Rp 14.060)
- Teluk Bayur: Rp 14.047 (turun dari Rp 14.130)
- Pelaihari (Loco): Rp 13.623 (dengan penawaran tertinggi Rp 13.077, turun signifikan dari Rp 13.706 sebelumnya)
Sementara itu, untuk komoditas palm kernel (PK) yang jarang ditenderkan oleh KPBN, tercatat harga jual sebesar Rp 13.922 per kilogram di Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara.
Tren penurunan ini menjadi perhatian serius bagi pelaku industri sawit nasional. Selain dipengaruhi dinamika penawaran dan permintaan, pasar CPO juga sedang dibayangi oleh ketidakpastian global dan tekanan dari kebijakan dagang negara-negara pengimpor.
Bila tren ini terus berlanjut, pelaku industri harus mulai menyiapkan langkah antisipatif agar tidak terjebak dalam tekanan berkepanjangan.