25 April 2024
Share:

Bisnissawit.com – Tindak kejahatan pencurian Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit tidak terjadi karena adanya kesempatan saja, ada beragam sebab yang mendorong kegiatan ilegal ini. Seperti yang diketahui, pembangunan perkebunan kelapa sawit di suatu wilayah membawa dampak signifikan terhadap kemajuan pembangunan dan roda perekonomian daerah. Dampak ini sangat dirasakan oleh masyarakat, terutama di daerah pedesaan yang turut serta terlibat dalam kegiatan menanam dan mengelola perkebunan kelapa sawit.

Dilansir dari distanbun.acehprov.go.id, tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan, pada wilayah tersebutpun mulai berkembang dan berdirilah pabrik kelapa sawit (PKS), serta munculnya tempat-tempat penampungan tersebut dikenal dengan sebutan Peron atau RAM. Penjualan TBS sawit ini membawa dampak positif secara langsung kepada masyarakat dan petani sawit di sekitar wilayah tersebut.

Pemerintah juga berperan untuk mensejahterakan warga setempat, terutama warga transmigrasi dan warga tempatan, dalam bentuk pembangunan pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dan pola Kredit Koperasi Primer untuk Anggotanya (KKPA), yang dikenal sebagai pola kemitraan plasma kebun masyarakat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani sawit di sekitar wilayah tersebut.

Pendapatan dari penjualan TBS sawit tidak hanya memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga digunakan untuk kebutuhan konsumtif, sehingga terjadi perputaran uang di wilayah tempat tinggal masyarakat petani sawit yang berada di pedesaan. Hal Ini sangat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di wilayah perdesaan.

Dengan semakin luasnya lahan perkebunan kelapa sawit dan meningkatnya produksi, berdampak juga pada pendapatan masyarakat yang juga meningkat. Fenomena ini mendorong masuknya para pendatang (masyarakat dari luar daerah, atau luar desa) yang ingin menjadi bagian dalam kemajuan ekonomi tersebut, menghasilkan perkembangan usaha kecil, mikro, dan menengah.

Baca Juga:  IPORICE 2024 Akan Segera Diselenggarakan

Gaya hidup masyarakat pun ikut berubah seiring dengan perkembangan pembangunan perkebunan kelapa sawit diwilayah tersebut. Kemudahan dan kecepatan dalam mendapatkan uang dari hasil penjualan TBS sawit menciptakan munculnya berbagai kasus seperti pencurian TBS sawit. Oleh karena itu, pengelolaan keamanan dan pengawasan di sekitar perkebunan kelapa sawit menjadi krusial untuk mencegah masalah tersebut.

Penelusuran faktor – faktor terkait pencurian TBS sawit pun menjadi penting untuk mengatasi tantangan tersebut, karena tidak hanya merugikan perusahaan, tetapi juga berpotensi memakan korban jiwa di masyarakat karena pencurian merupakan perbuatan kriminal.

Kasus pencurian TBS sawit tidak hanya berdampak pada kehilangan materi perusahaan, melainkan juga menimbulkan masalah sosial yang menghambat operasional perusahaan. Faktor utama yang mendorong kemudahan dalam mendapatkan uang secara cepat dan cash, membuatnya menjadi daya tarik yang sulit untuk diabaikan.

Proses penanganan TBS sawit, mulai dari penimbangan hingga pengiriman ke pabrik, memberikan peluang bagi tindakan pencurian. Banyak masyarakat yang membuka tempat penampungan TBS (Peron/Ram), dilengkapi dengan fasilitas seperti jembatan timbang, armada pengangkutan, dan Delivery Order (DO) untuk pengiriman ke pabrik.

Peron atau RAM ini menerima TBS sawit dari berbagai sumber, termasuk TBS sawit perorangan, TBS Sawit dari kawasan hutan, bahkan TBS sawit hasil pencurian, tanpa memperhatikan sumbernya. Setelah menerima TBS sawit, lalu disortir dan menjualnya kembali ke Pabrik Kelapa Sawit, TBS yang dikirim ke Peron / RAM selalu menerima pembayaran secara tunai. Peron yang memiliki DO Pabrik kelapa sawit telah terikat perjanjian pola pengiriman TBS sawit ke pabrik, dan mereka memperoleh keuntungan dari fee per kilogram TBS sawit yang mereka terima dari masyarakat. (*)