3 Maret 2025
Share:

Bisnissawit.com Ganoderma merupakan jamur asli hutan Indonesia, sedangkan kelapa sawit adalah tanaman pendatang. Ketika patogen asli bertemu dengan tanaman baru, terjadi host jump yang diperparah dengan sistem budidaya monokultur serta perubahan agroekosistem, sehingga mempercepat penyebarannya.

Hal ini disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University, Suryo Wiyono, dalam 2nd ISGANO 2025 yang diselenggarakan oleh Media Perkebunan bekerja sama dengan P3PI.

Menurut Suryo, memperkuat ketahanan kebun sawit terhadap Ganoderma dapat dilakukan dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan memperkaya keanekaragaman vegetasi. Sebaliknya, faktor-faktor seperti penggunaan pestisida berlebihan, erosi tanah, perubahan iklim, kebakaran, dan hujan asam justru memperburuk serangan Ganoderma.

Strategi Pengendalian Ganoderma

Untuk mengatasi Ganoderma, langkah utama yang perlu dilakukan adalah menyehatkan tanaman agar tidak mengalami stres. Beberapa upaya yang dapat diterapkan meliputi:

  • Menggunakan varietas tanaman yang tahan terhadap Ganoderma.
  • Menerapkan pemupukan organik dan anorganik yang seimbang.
  • Mengatur sistem pengelolaan air secara optimal.
  • Memanfaatkan mikroba bermanfaat seperti Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR), Plant Growth-Promoting Fungi (PGPF), mikoriza, dan fungi endofitik.
  • Meminimalisir penggunaan pestisida untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Selain itu, menyehatkan ekosistem juga menjadi langkah krusial dalam pengendalian Ganoderma. Upaya yang bisa dilakukan antara lain:

  • Mengurangi penggunaan pestisida agar tidak merusak mikroorganisme tanah yang bermanfaat.
  • Meningkatkan keanekaragaman vegetasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih seimbang.
  • Menghindari kerusakan lingkungan dalam skala luas.
  • Menambah bahan organik ke dalam tanah guna memperbaiki kesuburan dan kesehatan tanah.

Peran Mikroba dalam Pengendalian Ganoderma

Beberapa mikroba endofit seperti Curvularia sp. EAGS SWY5, Chaetomium sp. VN-2, dan Pyrenochaeta Klp 2 terbukti efektif mengendalikan Ganoderma pada bibit kelapa sawit melalui inokulasi buatan. Mekanisme kerja mikroba ini mencakup produksi hormon pertumbuhan (IAA), sekresi enzim kitinolitik, pelarutan fosfat, serta induksi resistensi tanaman.

Baca Juga:  Tanpa Sawit Zero Emision Hanya Ilusi

Selain itu, mikroba lain seperti PGPR, bakteri endofit, yeast atau ragi, bakteri kitinolitik, mikoriza, dan Trichoderma juga berperan dalam pengendalian Ganoderma. Namun, meskipun berasal dari spesies yang sama, tidak semua mikroba memiliki keunggulan yang serupa. Oleh karena itu, diperlukan seleksi galur unggul dari masing-masing kelompok mikroba untuk mendapatkan efektivitas terbaik.

Dengan menyehatkan tanaman dan lingkungan, pengendalian Ganoderma pada kelapa sawit dapat dilakukan secara lebih efektif dan berkelanjutan.