Bisnissawit.com – Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia (P3PI) bersama media perkebunan kembali menyelenggarakan online training bertajuk ‘Tantangan dan Potensi Industri Kelapa Sawit Indonesia’ pada Rabu (30/10/24), dengan narasumber Praktisi P3PI, Henny Hendarjanti.

Henny mengatakan online training pada hari ini merupakan rangkaian Intenational Simposium Ganoderma atau ISGANO 2025 pada Februari 2025 mendatang.
“Pembahasan ini akan berlanjut lebih mendalam di ISGANO 2025 Februari nanti, di sana akan hadir narasumber peneliti yang fokus di mikoriza. Saya juga sekarang sedang banyak meneliti soal ganoderma di perkebunan,” tuturnya, Rabu (30/10/24).
Henny menjelaskan Indonesia dan Malaysia menjadi dua negara produsen utama kelapa sawit dunia, dengan kontribusi gabungan mencapai 85 hingga 90 persen ekspor global.
“Perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq., Dura × Pisifera) menjadi salah satu sektor penting dalam ekonomi kedua negara, terutama dalam ekspor produk sawit,” ujarnya.
Meskipun sektor sawit menyumbang pendapatan ekspor yang signifikan, salah satu tantangan serius yang dihadapi adalah penyakit busuk pangkal batang (BPB).
“Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Ganoderma boninense, yang berdampak pada penurunan produktivitas tanaman. BPB telah menjadi ancaman bagi industri sawit selama lebih dari delapan dekade,” ungkap Henny.
Penelitian terbaru memperkirakan bahwa jika tidak ditangani dengan baik, Ganoderma boninense dapat menyebabkan malapetaka pada sektor kelapa sawit pada tahun 2040, dengan potensi kerugian hingga 860.610 hektare lahan sawit.
Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian penyakit ini menjadi salah satu fokus utama dalam upaya menjaga keberlanjutan industri kelapa sawit di Indonesia.
Dengan potensi besar namun diiringi tantangan serius, sektor kelapa sawit memerlukan inovasi dan strategi pengelolaan terpadu.
Hal ini akan memastikan produktivitas dan keberlanjutan industri tetap terjaga, Internasional Simposium Ganordema atau ISGANO 2025 yang selenggarakan P3PI dan Media Perkebunan menjadi salah satu ujung tombak perkebunan dan perusahaan sawit Indonesia dalam menghadapi persaingan global dan ancaman biologis seperti BPB. (*)