Bisnissawit.com – 2nd International Simposium Ganoderma 2025 (ISGANO 2025) telah dibahas oleh Media Perkebunan dan Myco Agro Lestari saat kunjungan ke Universiti Putra Malaysia (UPM) dan Malaysian Palm Oil Board (MPOB).
Dalam kunjungan tersebut Pimpinan Redaksi Media Perkebunan Hendra J. Purba untuk membahas ganoderma yang semakin meresahkan industri perkebunan sawit. Turut hadir dalam kunjungan ini Dadang Gusyana, Ketua Bidang Agronomi Perhimpunan Praktisi Perkebunan Indonesia (P3PI); Prof. Dr. Mohamed Hanafi Musa dan Dr. Siti Izera Ismail, perwakilan dari UPM; serta Dr. Shamala Sundram, kepala peneliti dari MPOB.
Pertemuan tersebut menegaskan mengenai pentingnya kolaborasi dan berbagi ilmu oleh berbagai pihak untuk menceritakan perkembangan teknologi yang telah digunakan sebagai solusi atas penyebaran penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit ini.
Ganoderma merupakan penyakit pada tanaman kelapa sawit yang disebabkan oleh jamur, dimana penyakit ini telah terbukti menjadi salah satu penyebab utama penurunan produksi sawit dan berpotensi merusak stabilitas ekonomi industri, terutama di Indonesia dan Malaysia.
Dr. Siti Izera Ismail dan tim UPM lainnya memaparkan hasil penelitian terbaru yang didapatkan oleh peneliti dari UPM mengenai perkembangan industri kelapa sawit di Malaysia serta bagaimana strategi dan kontrol ganoderma di Malaysia. Sementara itu, Dr. Shamala Sundram membahas mengenai hasil penelitian dan produk oleh MPOB yang berkaitan dengan hama dan penyakit, salah satunya ganoderma di kelapa sawit. Dadang Gusyana dari P3PI menambahkan dari perspektif industri, menyatakan bahwa inovasi teknologi dan praktik agronomi yang lebih efektif perlu segera diterapkan, khususnya di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, UPM dan MPOB juga menyatakan kesediaan mereka untuk ikut berpartisipasi pada acara International Symposium Ganoderma (ISGANO) 2025 yang diselenggarakan oleh Media Perkebunan. ISGANO 2025 merupakan forum global untuk bertukar pengalaman, inovasi, dan solusi terbaru terkait penanganan ganoderma di perkebunan sawit.
“Kolaborasi ISGANO 2025 diharapkan dapat memperkuat riset dan pengembangan teknologi untuk pengendalian ganoderma, serta menemukan solusi yang lebih efisien dan berkelanjutan,” ujar Hendra Purba.
ISGANO 2025 diharapkan dapat menjadi sebuah wadah global yang signifikan dalam memajukan industri kelapa sawit, pertemuan ini menjadi momentum penting dalam penguatan sinergi antara riset, akademisi, pemerintah, dan pelaku industri dalam menghadapi ancaman ganoderma. (*)