12 April 2025
Share:

Bisnissawit.com – Harga crude palm oil (CPO) di pasar domestik menunjukkan tren penurunan pada akhir pekan ini. Berdasarkan hasil tender yang diselenggarakan oleh PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) pada Jumat (11/4/25).

Harga CPO tercatat turun sebesar Rp 62 per kilogram di seluruh pelabuhan ekspor yang ikut serta dalam tender tersebut. Penurunan ini cukup mengejutkan, mengingat satu hari sebelumnya, tepatnya pada Kamis (10/4/25), harga CPO sempat mengalami kenaikan sebesar Rp 99 per kilogram.

Kenaikan tersebut dipicu oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang memutuskan untuk menunda pemberlakuan tarif impor terhadap berbagai jenis barang, termasuk produk turunan sawit, selama 90 hari. Keputusan itu sempat menggairahkan perdagangan global dan mendorong harga CPO naik secara signifikan.

Namun, euforia pasar tidak bertahan lama. Harga CPO kembali melemah saat tender digelar pada Jumat. Penurunan sebesar Rp 62 per kilogram terjadi secara merata di seluruh pelabuhan ekspor yang menjadi lokasi penawaran.

Harga di Dumai, Belawan, Teluk Bayur, Talang Duku, Ngabang, dan Pelaihari tercatat menurun dibandingkan hari sebelumnya. Bahkan di beberapa titik, seperti Pelaihari, harga merosot lebih dari Rp 100 per kilogram.

Fenomena naik turunnya harga CPO yang cukup tajam ini menambah ketidakpastian bagi pelaku usaha dan petani sawit. Kondisi ini menggambarkan situasi harga yang tidak stabil dan sulit diprediksi, yang oleh sebagian pengamat disamakan seperti permainan yoyo: hari ini naik, besok turun kembali.

Fluktuasi harga CPO ini tentu berdampak langsung terhadap harga Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani, yang cenderung mengikuti arah pasar CPO. Oleh karena itu, petani sawit diharapkan waspada dan terus memantau perkembangan pasar demi menjaga stabilitas pendapatan mereka dalam jangka pendek.

Baca Juga:  Tender PT KPBN Menunjukkan Harga CPKO Stabil dalam Sepekan