Bisnissawit.com – Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan penanaman tumpang sari padi gogo di lahan kelapa sawit seluas 500.000 hektare. Hal ini dikatakan oleh Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, ia menjelaskan tumpang sari padi gogo di lahan kelapa sawit sejalan dengan program akselerasi dan percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang ditargetkan mencapai 120.000 hektar.
“Kami sangat berharap sekali untuk dapat mendukung program PSR agar berjalan optimal. Saya juga mengajak untuk mensukseskan tumpang sari dengan menanam padi gogo di lahan kelapa sawit sebagai langkah strategis mengantisipasi dampak el nino,” ujar Harvick dalam keterangan tertulis, Selasa (5/3/2024).
Selain tumpang sari padi gogo di lahan kelapa sawit, replanting atau PSR juga merupakan langkah yang sangat strategis dalam menambah devisa negara karena hanya dengan melakukan peremajaan tanpa harus melakukan pembukaan lahan. Salah satu kontribusi sektor perkebunan adalah padat karya yang terbukti mampu menurunkan kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan.
“Karena itu produktivitas sawit rakyat harus kita tingkatkan melalui peremajaan sawit rakyat. Program PSR merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan produktivitas serta kualitas sawit melalui penggantian tanaman tidak produktif dengan benih yang berkualitas dengan penerapan Good Agriculture Practices,” jelasnya.
“Sejak tahun 2017, capaian 327.065 hektar rekomendasi teknis yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan masih perlu terus kita dorong, agar konsistensi pemenuhan produksi bahan baku terus terjaga dan berkelanjutan,” pintanya.
Ia menambahkan, subsektor perkebunan kelapa sawit harus mampu merajai pasar ekspor global sehingga Indonesia memiliki kekuatan besar pada ketahanan pangan. Karena itu, pembangunan perkebunan kelapa sawit diharapkan tidak hanya sekedar meningkatkan produktivitas tetapi diharapkan dapat mensinergikan semua pihak yang terlibat. (AD)