Bisnissawit.com – Kredit lembaga Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) sebesar Rp20 Miliar. PT Musim Mas berhasil dan sukses membina 4.654 petani sawit.
Dikutip dari Media Perkebunan, ribuan petani sawit tersebut diketahui merupakan anggota dari enam asosiasi yang tergabung dalam Gabungan Asosiasi Pekebun Sawit Inisiasi Musim Mas (GAPSIMA).
Para petani tersebut tersebar di berbagai provinsi sentra perkebunan sawit di Indonesia, seperti Sumatera Utara (Sumut), Riau, dan Pulau Kalimantan. Total lahan yang dikelola mencapai 11.173 hektare (Ha).
Keenam asosiasi yang dibina oleh Musim Mas, salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia dengan operasi utama di Indonesia, antara lain Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit (APSKS) Labuhanbatu di Sumatera Utara, APSKS Negeri Seribu Kubah di Riau, dan APSKS Pelalawan Siak di Riau.
Bagi anggota asosiasi GAPSIMA, insentif ini menjadi salah satu sumber daya penting untuk meningkatkan kapasitas organisasi serta kesejahteraan para anggotanya.
Ketua GAPSIMA, Syahrianto menyampaikan sebagian dana dari penjualan kredit RSPO akan disalurkan kepada seluruh anggota untuk digunakan sebagai tambahan modal dalam kegiatan pemupukan dan perawatan kebun.
“Sebagian lainnya kami manfaatkan untuk operasional asosiasi seperti kegiatan pelatihan, pemeriksaan kesehatan, pengadaan pupuk, audit, peningkatan kapasitas dan keahlian pengurus, hingga pengembangan aset,” tutur Syahrianto.
Syahtianto mengatakan kesejahteraan anggota GAPSIMA akan meningkat, didaftarkan BPJS Ketenagakerjaan hingga berbagai bantuan sosial menggunakan dana tersebut
Selain itu, menurut General Manager (GM) Project & Program Musim Mas Group, Rob Nicholls mengatakan tahun ini enam asosiasi tersebut telah berhasil membawa seratus persen anggotanya untuk tersertifikasi RSPO.
Rob Nicholls menyampaikan pekebun swadaya yang telah tersertifikasi RSPO berhak menerima premi sebagai penghargaan atas komitmen mereka terhadap praktik keberlanjutan dalam pengelolaan perkebunan sawit.
“Dengan membeli kredit RSPO dari pekebun swadaya, maka dapat mendorong produksi minyak sawit berkelanjutan,” ujar Rob Nicholls.
Rob Nicholls menjelaskan transaksi tersebut dilakukan melalui platform RSPO Palm Trace, yang merupakan pasar RSPO dan sistem pelacakan untuk pembelian dan penjualan produk minyak sawit bersertifikat RSPO.
“Sebagai perusahaan yang memberikan pendampingan dan pembinaan kepada pekebun swadaya, PT Musim Mas mendukung dengan memfasilitasi penjualan kredit tersebut kepada mitra-mitra perusahaan,” tambah Rob Nicholls.
Rob Nicholls manyampaikan tujuan program pemberdayaan pekebun swadaya yang dijalankan PT Musim Mas yakni peningkatan kesejahteraan pekebun swadaya. PT Musim Mas telah menjembatani penjualan kredit RSPO mereka kepada mitra-mitra perusahaan sejak tahun 2020.
Tahun ini pihaknya berhasil membantu penjualan senilai Rp20 miliar dengan salah satu mitra kami yaitu Nestle. Total keseluruhan dana hasil penjualan kredit RSPO yang berhasil PT Musim Mas fasilitasi hingga saat ini senilai Rp59 miliar.
“Kami senang bahwa hasil penjualan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pekebun swadaya,” kata Rob Nicholls.
PT Musim mas berkomitmen kuat terhadap keberlanjutan di industri kelapa sawit. PT Musim Mas menganggap pekebun swadaya adalah kunci. Oleh sebab itu, perusahaan ini telah menjalankan program pemberdayaan pekebun swadaya sejak tahun 2015. Selain itu juga memberikan pelatihan, program ini mendorong pekebun swadaya untuk membentuk kelompok.
“Hal ini sangat bermanfaat bagi mereka untuk penguatan kapasitas dan juga penerapan praktik perkebunan yang baik,” katanya lanjut.
Sementara itu, pihaknya juga mendorong terbentuknya kelompok tani/pekebun juga menjadi salah satu syarat untuk sertifikasi baik ISPO maupun RSPO, serta akses ke beberapa program khusus dari pemerintah.