Bisnissawit.com – PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) membukukan kinerja keuangan cemerlang sepanjang tahun 2024, dengan pertumbuhan laba dan penjualan yang signifikan. Namun, di tengah pencapaian tersebut, saham TAPG justru mengalami tekanan pada perdagangan 8 April 2025.
Hal ini berdasarkan pantauan dari situs stockbit.com pada Selasa (8/4/25). Berdasarkan laporan keuangan tahunan yang dirilis pada 27 Februari 2025, TAPG mencatat penjualan sebesar Rp9,67 triliun, tumbuh 16,16% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp8,32 triliun. Laba bersih juga melonjak tajam 94,02% menjadi Rp3,12 triliun dari Rp1,61 triliun pada 2023.
Menanggapi hasil positif tersebut, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada 28 April 2025, manajemen mengusulkan pembagian dividen sebesar Rp91 per saham. Tanggal ex-dividend ditetapkan pada 15 Mei 2025, dengan pembayaran dijadwalkan pada 31 Mei 2025.
Perusahaan yang fokus pada komoditas kelapa sawit dan karet ini mengoperasikan 23 perkebunan kelapa sawit, satu perkebunan karet, dan 18 pabrik pengolahan kelapa sawit yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan. Dengan bisnis terintegrasi tersebut, TAPG telah menjadi salah satu pemain utama di sektor agribisnis nasional.
Namun, meski mencetak pertumbuhan positif secara fundamental, saham TAPG justru mengalami penurunan tajam sebesar 6,82% pada perdagangan Selasa (8/4/2025), ditutup di level Rp820 per lembar saham. Harga saham sempat bergerak di rentang Rp780 hingga Rp845, dengan volume transaksi harian mencapai 25,28 juta lembar.
Secara teknikal, saham TAPG saat ini berada di bawah rata-rata pergerakan 50 dan 200 hari, mengindikasikan tren jangka menengah yang masih bearish. Indeks kekuatan relatif (RSI) tercatat di level 40, mendekati area jenuh jual yang bisa membuka peluang pembalikan arah harga jika didukung katalis positif.
Kenaikan volume perdagangan juga menandakan tekanan jual yang kuat, kemungkinan dipicu oleh sentimen global dan spekulasi pasar terhadap kebijakan tarif dagang internasional. Dengan kondisi tersebut, beberapa analis menyarankan agar investor mencermati pergerakan harga dalam beberapa hari ke depan untuk mendapatkan konfirmasi sinyal teknikal yang lebih jelas.