Bisnissawit.com – Malaysia menjadi salah satu negara kompetitor Indonesia dalam sektor kelapa sawit, namun Malaysia menghadapi tantangan kesulitan SDM kelapa sawit sehingga selalu mendatangkan pekerja atau SDM dari luar Malaysia seperti Indonesia, India dan Bangladesh.
Melalui Kementerian Perladangan dan Komoditi (KPK), tetap berupaya menumbuhkan minat generasi muda mereka untuk masuk ke sektor perkebunan, termasuk dengan melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait.
Bertempat di di Sime Darby Convention Centre, Kuala Lumpur, Senin (9/12/2024),
Timbalan Ketua Setiausaha atau Wakil Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Perencanaan dan Management Strategis (Perancangan Strategik dan Pengurusan) KPK, Yang Berbahagia (YBhg) Dato’ Abdul Hadi Omar, menyaksikan sebuah perjanjian yang dilakukan pihak-pihak terkait.
Dilansir dari situs resmi milik KPK Malaysia, Abdul Hadi Omar menghadiri Upacara Minum Teh Tinggi untuk Program Jaminan Karir atau atau Majlis Hi-Tea Program Jaminan Kerjaya Empowering De’Tea Logue.
Di acara itu dilakukan perjanjian antara Institut Perladangan dan Komoditi Malaysia (IMPAC) dan YP Advanced Skills untuk membangun kerjasama pelaksanaan Proyek Rintisan Teknologi Perkebunan Khusus Pemanenan atau Projek Rintis Plantation Technician (Harvesting Specialist).
Perjanjian kerjasama yang disaksikan oleh Abdul Hadi Omar tersebut ditandatangani oleh Ketua Eksekutif IMPAC, Yang Berusaha (YBrs) Puan Nazatul Niza Nordin dan Pengurus Besar YP Advanced Skills, YBrs. Puan Nor Liza Abd Mubin.
Pertukaran dokumen tersebut disaksikan oleh Menteri Besar Pahang, Yang Amat Berhormat (YAB) Dato’ Sri Diraja Haji Wan Rosdy Wan Ismail, serta YBhg. Dato’ Abdul Hadi Omar.
Tujuan utama proyek tersebut adalah untuk menjadi wadah pelatihan memanen tandan buah segar (TBS) atau buah kelapa sawit bagi para generasi muda Malaysia yang tinggal di berbagai lokasi perkebunan setempat melalui pendekatan mekanisasi.