16 Desember 2024
Share:

Bisnissawit.com – Puluhan hektar (Ha) perkebunan kelapa sawit di Desa Simangalam, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Provinsi Sumatera Utara (Sumut), sempat merasakan pahitnya diserang ganoderma.

“Kalau di tempat kami, ganoderma itu disebut komes. Dan komes ini sudah bikin pening kepala kami,” ucap Herywandy Marpaung, seorang petani sawit swadaya di Desa Simangalam, dikutip dari Media Perkebunan, Senin (16/12/2024).

Untuk setiap hektare, Herywandy Marpaung mencatat ada sekitar 20 sampai 30 pokok sawit miliknya yang nyaris sekarat diterjang ganasnya komes atau ganoderma.

Setelah ia selidiki, ternyata perkebunan sawit milik petani lainnya juga turut mengalani serangan ganoderma, termasuk di perkebunan sawit milik Parlindungan Sitorus, salah satu tokoh poktan mereka.

“Kalau kebun sawit saya, per hektarnya itu ditanami sekitar 130 sampai 140 pokok sawit, dan rata-raya sudah masuk usia tanam 15 tahun,” ungkap Herywandy Marpaung.

“Begitu juga di kebun milik petani saeit lainnya. Serangan komes ke kebun sawit kami sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir dan kami sudah masuk ke tahap menyerah karena tidak tahu cara menangani ganoderma,” ungkap Herywandy.

Sampai pada akhirnya mereka dikunjungi oleh dua pakar dan praktisi perawatan sawit pada Juli 2024 lalu, yaitu Darmono Taniwiryono dari Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) dan Fery Darmono Harianja ST MSi selaku pimpinan PT Pelita Susun Bentang Organik (Pesuntani) Riau.

Herywandy menyebutkan kedua praktisi tersebut menguatkan semangat para petani untuk tidak putus asa dalam melawan ganasnya komes atau ganoderma.

“Kami diajari bagaimana caranya membuat parit di sekitar pokok sawit yang terkena ganoderma, juga diajari penggunaan trichoderma, mycovir, pupuk dari kotoran hewan, dan teknis lainnya,” ungkap Herywandy.

Baca Juga:  Mengenal Single Cell Oil yang Disebut-sebut Alternatif Pengganti Minyak Sawit

Mereka diajari untik bersabar dalam perang melawan komes atau ganoderma. Dan hasilnya? Kini banyak tanaman sawit mereka yang hijau kembali daunnya dan mulai nampak kesembuhan dari ganasnya ganoderma.

“Kami yang sempat putus asa karena tak tahu harus mengadu ke mana, kini mulai bisa tersenyum dan punya harapan kembali setelah menjalani proses perawatan kebun sawit yang terkena ganoderma,” kata Herywandy.

Menanggapi hal itu, Fery Darmono Harianja ST MSi yang dihubungi Media Perkebunan secara terpisah mengakui adanya penanganan terhadap serangan ganoderma terhadap kebun sawit di Desa Simangalam, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labura.

Fery Harianja menyebutkan jika penanganan terhadap ganoderma bisa terpadu dan tepat, maka tetap ada persentase atau peluang untuk sehat kembali.

Dia bahkan mengatakan dari pengalamannya, serangan ganoderma masuk stadium 1 dan 2, maka persentase kesembuhan bisa mencapai 80 persen, kalau stadium 3 maka kesembuhannya bisa 50 persen, dan stadium 4 mungkin bisa 30 persen tingkat kesembuhan.

“Saya punya sampel 24 batang sawit yang terkena ganoderma, 22 di antaranya bisa diselematkan, sementara 2 pohon lagi terpaksa ditumbangkan karena tidak terselamatkan,” tegas Fery Harianja. (*)