6 April 2024
Share:

Bisnissawit.com – Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak hadir dengan wajah baru di tahun 2024, seiring perkembangan teknologi sekarang BPTP Pontianak telah mengembangkan layanan untuk menangani permasalahan hama dan penyakit perkebunan yang dialami petani. Hal ini diulas bersama Salman Akhyar selaku Ketua Tim Kerja Data dan Informasi BPTP Pontianak dan Sunarti selaku Ketua Jaringan Laboratorium BPTP Pontianak.

Salman menjelaskan, layanan BPTP Pontianak pada awalnya terdapat layanan identifikasi OPT, identifikasi musuh alami, konsultasi pengendalian OPT dan pemberian rekomendasi pengendalian OPT. Namun saat ini, BPTP juga menyedikaan layanan peminjaman penyediaan Agens Pengendali Hayati (APH) untuk petani khususnya di Kalimantan Barat.

“Ada yang menarik di wilayah kami, mungkin ini masih jarang diterapkan di Balai lain, di sini kami memberikan pinjaman alat pengendalian ke petani, jadi misalnya kelompok tani itu perlu alat pengendalian seperti alat pengasapan atau sprayer bisa kita pinjamkan,” kata Salman Akhyar dalam wawancara bersama Bisnis Sawit, Jumat (5/4/24).

Salam mengatakan bahwa peminjaman alat ini sebagai solusi kongkrit atas keterbatasan SDM di BPTP Pontianak sementara cakupan area lahan yang harus ditanggulangi sangat luas. Ia menambahkan untuk proses peminjaman sendiri petani harus memenuhi syarat yaitu terdiri dari kelompok tani (tidak bisa individu atau perorangan) dan masa peminjaman selama 3 bulan. Selain itu, BPTP Pontianak juga membangun kemandirian petani dengan mengedukasi cara penggunaan alat dan meracik bahan pengendalian.

“Kami juga melatih para petani agar bisa mengendalikan serangan di kebun mereka, kami melatih kelompok tani menjadi Regu Pengendali Organisme (RPO) sehingga diharapkan RPO-RPO itu bisa mengendalikan serangan di wilayah masing-masing, jadi tidak tergantung untuk BPTP untuk selanjutnya,” jelas Salman.

BPTP Pontianak juga menjangkau petani-petani di luar Kalimantan Barat, Salman menjelaskan BPTP Pontianak saat ini juga sudah memiliki akses-akses daring atau online sehingga bisa menerima keluhan dari petani di seluruh Kalimantan. Sementara untuk petani yang tidak bisa menggunakan gawai bisa menghubungi dinas terkait untuk selanjutnya ditindaklanjuti oleh BPTP Pontianak.

“Kalau dulu tidak ada medsos jadi coverage areanya hanya di Kalbar, tapi setelah medsos dan memang sudah tugas kami juga wilayahnya seluruh Kalimantan, saat ini kami juga meng-cover daerah lain seperti yang terbaru Kalsel dan Kaltim,” ungkapnya.

Baca Juga:  Halo Robotics Kenalkan Pemupukan Kelapa Sawit dengan Drone Pertanian

BPTP Pontianak Beri Manfaat Untuk Semua

Tak hanya membantu petani menghadapi hama dan penyakit, BPTP Pontianak juga memberikan layanan kepada magang untuk mahasiswa perguruan tinggi sampai ke perusahaan swasta, hal ini dikatakan Sunarti selaku Ketua Jaringan Laboratorium BPTP Pontianak.

“Sudah tiga tahun terakhir ini kami menerima magang, baik mahasiswa atau perusahaan swasta. Ada petugas reserach develompent yang memang membutuhkan BPTP Pontianak kebanyakan magang dari perusahaan swasta itu mengenai agen pengendali hayati untuk kumbang badak atau ganoderma,” jelas Sunarti, Jumat (5/4/24).

Hal ini menjadi sesuatu yang membanggakan BPTP Pontianak, di mana pengalaman dan ilmu yang ada BPTP Pontianak ternyata dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar di lapangan.

“Kami awalnya tidak mengira bahwa perusahaan besar swasta ini juga akan menggunakan jasa kami karena biasanya kan perusahaan besar itu punya reserach development sendiri ya dan itu cukup canggih, ternyata tidak semua perusahaan swasta memiliki RnD dan saya pikir itu di luar ekspetasi kami, saya pikir hanya untuk para petani saja ternyata perusahaan besar swasta ada yang menggunakan jasa kami,” ujar Salman menambahkan.

Sementara itu, Sunarti juga menjelaskan BPTP Pontianak sangat terbuka untuk kerja sama dan layanan lainnya selama itu masih dalam ranah yang dikuasai BPTP Pontianak.

“Seandainya kami bisa mempunyai komptensi di situ ya silahkan saja, rata-rata perusahaan magangnya tentang kumbang tanduk tadi. Kalau untuk mahasiswa magang di sini kami latih khusus untuk tanaman perkebunan biasanya kan komoditas mereka campur, sementara kalau ke komoditas kelapa sawit kami beri latihannya fokus ke APH kumbang badak,” ujar Sunarti.

BPTP Pontianak, Baru Berdiri Menuai Prestasi

Menarik ulur rekam jejak BPTP Pontianak, Salman Akhyar menyebutkan BPTP Pontianak telah berdiri sejak 2012. “Di Pontianak, di Kalimantan Barat tentu permasalahan-permasalahan serangan penyakit dan hama OPT dalam hal ini petani akan kesusahan tentunya, inilah latar belakang balai proteksi tanaman ini berdiri tahun 2012,” kata Salman.

Baru satu tahun berdiri BPTP Pontianak sudah menorehkan prestasi pada 2013 di ajang SINOVIK (Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD) yang mana BPTP Pontianak masuk TOP 99 besar dalam kompetisi tersebut.

Baca Juga:  Darurat Pangan, Kementan Tanam Padi Gogo di Kaltim

“Karena tahun itu BPTP mungkin masih cukup awal, maka pada saat kelahirannya cukup mengundang perhatian di semua kalangan termasuk di Kementerian Pertanian Dirjen Perkebunan, di 2013 kita ikutkan ke SINOVIK dan pada saat itu kami masuk TOP 99 begitu,” kenang Salman. (AD)