23 Mei 2025
Share:

Bisnissawit.com – Pemerintah Indonesia terus mendorong transformasi digital di sektor kelapa sawit untuk memperkuat daya saing industri ini di pasar global. Salah satu langkah kuncinya adalah pengembangan sistem pelacakan (tracing) digital yang terintegrasi dan berbasis teknologi.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa sistem ini merupakan bagian dari reformasi tata kelola industri sawit agar lebih transparan dan memenuhi standar internasional.

Dalam pertemuan bersama Tim ISPO, Airlangga menekankan bahwa sistem tracing harus sederhana, mudah diakses, namun tetap mampu menjawab kebutuhan pasar global yang semakin kompleks.

“Sistem informasi ini harus dirancang user-friendly, bisa diakses oleh semua pelaku, dan menjadi alat yang menjawab tantangan tata kelola global,” ujar Airlangga dalam keterangan resminya, Jumat (23/5/25).

Sistem ini dirancang untuk mencakup data penting seperti lokasi kebun, sertifikasi, dan indikator keberlanjutan lingkungan. Teknologi pelacakan ini diharapkan mampu membuka transparansi dalam rantai pasok dari hulu ke hilir dan memungkinkan audit independen.

Tidak hanya menjadi alat teknologi, pengembangan sistem tracing ini diselaraskan dengan roadmap industri sawit berkelanjutan dan agenda strategis nasional. Airlangga menegaskan pentingnya sinergi antara berbagai pemangku kepentingan, mulai dari kementerian, pelaku usaha, akademisi, hingga pengawas independen, agar sistem yang dibangun kredibel dan menyeluruh.

Kelapa sawit sebagai salah satu pilar utama ekonomi nasional dinilai perlu dikelola secara bertanggung jawab. Dengan pendekatan digital, pemerintah berharap dapat menunjukkan kepada dunia bahwa sawit Indonesia berkomitmen terhadap prinsip keberlanjutan global.

Baca Juga:  Pasar Sawit Bergerak, Akankah CPO Lampaui MYR 4.000?