21 September 2024
Share:

Pontianak, bisnissawit.com – PT Aneka Sawit Lestari anak perusahaan dari Minamas Plantation menjadi salah satu exhibitor yang mengisi pameran di 4th Indonesian Palm Oil Smallholder Conference & Expo atau IPOSC 2024 di Pontianak, Kalimantan Barat pada Kamis-Jumat, 19-20 September 2024.

Dua hari selama penyelenggaraan IPOSC 2024, PT Aneka Sawit Lestari berhasil menjual hingga ratusan ribu benih ke para petani kelapa sawit. Hal itu disampaikan oleh Head Breeding dan Produksi Benih, Burhanuddin Saragih.

“Estimasi penjualan benih selama IPOSC 2024 ini estimasi di atas 100 ribu benih, karena feedback dari petani dengan produk kali I-Calix ini ternyata sangat antusias. Mereka yang sudah pernah menggunakan bibit ini juga sudah merasakan bibit jenis ini sangat tahan terhadap serangan kurvularia,” terang Burhan kepada Media Bisnis Sawit, Jumat (20/9/24).

iCalix sudah diproduksi sejak tahun 2019,  iCalix mempunyai banyak keunggulan yakni di berbuah di usia 24 bulan lalu umur mulai dipanen usia 30-36 bulan, kemudian rata-rata jumlah tandan 18.

Selain itu rata-rata bobot tandan 12 kilogram dan rata-rata produksi TBS mencapai 227,3 kilogram per pohon per tahun, rata-rata produktivitas TBS bisa mencapai 30,9 ton per hektare per tahun, berat buah (fruit weight) bisa mencapai 9,3 gram serta mesokarp per buah (M/F) sebesar 81,33 persen dan keunggulan lainnya.

“Selain tahan serangan kurvularia, keunggulan yang dirasakan dari i-Calix adalah sangat cepat berbuah. Jadi sampai hari ini order yang masuk ke kami sudah ada dari petani dan juga perusahaan,” jelas Burhan.

Burhan menambahkan di IPOSC 2024 menjadi momentuh bagi perusahaan benih kelapa sawit untuk bertemu dengan petani kelapa sawit langsung dan mengedukasi petani terkait benih unggul.

Baca Juga:  Informasi Harga TBS Kelapa Sawit Provinsi Jambi

“Kami merasa sangat terbantu, acara ini sangat membantu kami untuk mempromosikan ke petani kelapa sawit, seperti yang kita ketahui saat ini masih banyak petani yang mengambil jalan pintas untuk membeli harga bibit murah dengan kualitas yang tidak bagus. Akhirnya akan mempengaruhi hasil produksi CPO per hektar setiap tahunnya. Bagi kami feedbacknya cukup baik,” tuturnya. (*)