6 Juli 2025
Share:

Bisnissawit.com – Delapan peneliti Indonesia tengah mengembangkan pemanfaatan bahan bakar nabati (BBN) berbasis biodiesel kelapa sawit untuk kebutuhan sektor kemaritiman, terutama kapal-kapal milik negara seperti Kapal Republik Indonesia (KRI).

Dikutip dari Mediaperkebunan.id pada Minggu (6/7/2025), penelitian ini mengusung tema “Pemanfaatan Biodiesel Konsentrasi Tinggi pada Sektor Maritim” dan mendapat dukungan penuh dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Adapun tim peneliti terdiri dari Ahmad Syihan Auzani, Muhammad Arif Budiyanto, Jajang Amir Hidayat, Muhamad Taufik Suryantoro, Hari Setiapraja, Rizqon Fajar, Ahmad Taufiqur Rohman, dan Nur Muhamad Fuad. Hasil penelitian ini telah mereka presentasikan dalam ajang Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) ke-8, yang menjadi agenda tahunan BPDP untuk mendorong perkembangan riset kelapa sawit nasional.

“Penelitian ini bertujuan memetakan kualitas bahan bakar dan sistem filtrasi yang ada saat ini di Indonesia,” jelas Ahmad Syihan Auzani, salah satu anggota tim peneliti.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa timnya juga merancang berbagai komponen penting seperti desain sistem pengondisian bahan bakar (fuel conditioning), desain filter jenis washable, ceramic filter, hingga penyusunan standar operasional prosedur (SOP) untuk pemakaian biodiesel di lingkungan kapal laut.

Menurut Syihan, sektor maritim memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan daratan. Lingkungan ekstrem dan durasi penyimpanan bahan bakar yang lama di kapal laut dapat meningkatkan risiko kontaminasi dan kadar air dalam bahan bakar, yang pada akhirnya menurunkan kualitas dan berdampak negatif terhadap performa mesin kapal.

Hasil temuan dari penelitian ini menekankan pentingnya inovasi pada sistem pemisahan kontaminan serta pengondisian BBN di dalam tangki kapal agar kualitas bahan bakar tetap terjaga selama digunakan di laut.

Baca Juga:  Manfaat, Tujuan dan Syarat ISPO Pada Bisnis Sawit

Lebih lanjut, mereka menyoroti kebutuhan pengembangan sistem filtrasi washable dan membran penyaring yang dapat diterapkan tidak hanya pada KRI, tetapi juga kapal komersial.

“Optimalisasi desain filter dan sistem pengondisian bahan bakar di kapal komersial dapat mengurangi risiko kontaminasi serta memperlambat degradasi kualitas bahan bakar,” ujar Syihan.

Ia menegaskan, dengan penggunaan sistem filtrasi yang tepat, maka potensi terjadinya penyumbatan filter (filter blocking) maupun kerusakan mesin kapal dapat diminimalkan secara signifikan. (*)