Bisnissawit.com – Pemanfaatan Palm Oil Mill Effluent (POME) atau limbah cair kelapa sawit dapat dilakukan dengan mengolahnya menjadi sumber energi baru bahkan listrik alternatif. POME merupakan suspensi koloid yang mengandung 95-96 persen air, 0,6-0,7 persen minyak, serta 4-5 persen lemak dan padatan total (Yonas, Irzandi, Satriadi, 2012).
Dalam proses produksi minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO), POME merupakan salah satu produk sampingan utama selain serabut, cangkang, dan tandan kosong sawit. Jika dibiarkan POME hasil pengolahan CPO akan berdampak buruk terhadap kualitas air dan udara.
Kandungan chemical oxygen demand (COD) yang tinggi pada POME jadi unsur yang paling berdampak pada kualitas lingkungan. Semakin tinggi produksi kelapa sawit, maka semakin tinggi POME yang dihasilkan. Oleh karena itu, penting untuk memproses POME menjadi sesuatu yang bermanfaat agar polutan tinggi dari gas metana dan COD yang terkandung di dalamnya tak mencemari lingkungan.
Jika Indonesia terkena krisis energi, limbah cair kelapa sawit atau POME bisa menjadi solusi. Karena jumlah penduduknya yang tinggi, Indonesia berpotensi mengalami keterbatasan cadangan bahan bakar.
Dilansir dari berbagai sumber, Indonesia bahkan diprediksi akan mengalami krisis energi pada tahun 2040 mendatang karena pasoken energi yang kurang. Namun, hal tersebut dibantah oleh Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (Sekjen DEN) pada November 2022 silam.
Indonesia dinilai akan tahan terhadap krisis energi karena banyaknya cadangan sumber daya alam, POME bisa jadi salah satunya. POME merupakan salah satu limbah kelapa sawit yang memiliki potensi besar untuk menghasilkan energi terbarukan dalam skala komersial.
Biogas yang dihasilkan dalam proses produksi minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dengan pencernaan anaerobik. Gas metana yang dihasilkan oleh limbah cair kelapa sawit selain dapat menjadi energi listrik alternatif juga bisa dimanfaatkan untuk biogas bahan bakar.
Gas yang muncul dari POME juga dinilai bisa dimanfaatkan untuk pengurangan emisi gas rumah kaca. Namun, untuk menangkap gas metana dalam POME agar dapat dimanfaatkan kembali dan tidak mencemari udara diperlukan proses tambahan.
Biogas adalah salah satu teknologi yang umum digunakan untuk mengonversi limbah cair kelapa sawit menjadi energi listrik. Tempat terbentuknya gas metana hasil metabolisme mikroorganisme pada POME yang diguakan untuk mengonversi biogas tersebut adalah Digester.
Salah satu proses yang dilakukan untuk mengolah POME menjadi energi terbarukan Indonesia adalah Hidrosis, yaitu menggunakan mikroba seperti Steptococci, Bcteriodes, dan beberapa jenis Enterobactericeae. Perubahan hasil proses Hidrolsis. (*)