Bisnissawit.com – Direktur Perbenihan Perkebunan, Ebi Rulianti, SP., M.Sc., mengapresiasi pelaksanaan 2nd ISGANO 2025 sebagai forum strategis dalam upaya peningkatan produksi kelapa sawit, khususnya dalam penanggulangan penyakit ganoderma.
“Kami dari pemerintah sangat mengapresiasi 2nd ISGANO 2025 ini. Melalui kegiatan ini, kita mengumpulkan berbagai stakeholder, baik dari pemerintah maupun swasta, untuk berpikir bersama bagaimana meningkatkan produksi kelapa sawit, salah satunya dengan menanggulangi ganoderma. Saya yakin banyak peserta di forum ini yang telah memiliki ide dan teknologi, serta kehadiran para pemulia yang dapat memberikan wawasan terkait pencegahan penyakit ini,” ujar Ebi Rulianti dalam wawancara bersama Media Bisnis Sawit, Rabu (5/2/25).
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya dukungan dari seluruh pihak untuk menyosialisasikan penanganan ganoderma sejak dini.
“Pemerintah memiliki keterbatasan dalam melakukan berbagai upaya ini. Apa yang dilakukan oleh Media Perkebunan melalui 2nd ISGANO 2025 sangat membantu kami dalam perbaikan tata kelola sawit, termasuk penanganan ganoderma secara lebih masif,” tambahnya.
Ganoderma merupakan salah satu ancaman serius bagi perkebunan kelapa sawit karena dapat menyebabkan pembusukan pangkal batang dan menurunkan produktivitas tanaman.
Oleh karena itu, melalui 2nd ISGANO 2025, diharapkan adanya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, serta peneliti untuk memperkuat strategi pencegahan dan pengendalian penyakit ini di Indonesia.
Acara ini menjadi momentum penting bagi industri sawit nasional dalam menghadapi tantangan penyakit ganoderma dengan pendekatan berbasis teknologi dan inovasi yang lebih efektif.