Bisnissawit.com – Pemupukan merupakan hal terpenting dalam meningkatkan hasil produksi kelapa sawit. Pemilihan pupuk yang baik dan benar akan menghasilkan nutrisi yang baik untuk kebutuhan tanaman sawit. Hal ini akan secara maksimal menghasilkan buah dengan kualitas yang baik.
Unsur Pupuk Sawit yang Tepat
Kandungan unsur pupuk yang menjadi sorotan kelapa sawit adalah N, P, K, Mg, Cu dan B.
- Nitrogen (N)
Nitrogen meningkatkan ukuran daun dan batang, yang berkontribusi langsung terhadap fotosintesis tanaman sawit. Daun yang sehat berfungsi optimal dalam menghasilkan energi melalui fotosintesis, sehingga penting dalam pertumbuhan tanaman muda maupun dewasa. - Fosfor (P)
Fosfor sangat penting untuk perkembangan akar, pembungaan, dan pembentukan buah sawit. Unsur ini juga membantu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres lingkungan, seperti kekeringan dan serangan hama. - Kalium (K)
Unsur kalium membantu dalam proses transportasi air dan nutrisi pada jaringan tanaman. Selain itu, kalium penting untuk mengatur tekanan osmosis pada tanaman, yang mempengaruhi kekuatan sel-sel tanaman. Kalium berperan mengatur pembentukan buah dan kualitas minyak sawit yang dihasilkan. - Magnesium (Mg) Magnesium merupakan unsur yang mendukung pembentukan klorofil, pigmen hijau pada daun yang diperlukan dalam fotosintesis. Klorofil yang sehat membantu tanaman menyerap lebih banyak sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi. Dengan kata lain, magnesium berperan dalam kualitas daun dan efisiensi proses fotosintesis. Berpengaruh pada hasil produksi sawit.
- Tembaga (CU) Tembaga memiliki sifat untuk memaksimalkan pertumbuhan kelapa sawit. Hal ini berguna untuk membantu kelancaran proses fotosintesis, pembentuk klorofil, dan berperan dalam fungsi reproduksi sawit.
- Boron (B) unsur boron yang dapat membantu tanaman sawit dalam hal perkecambahan sawit.
Metode Pemupukan yang Tepat untuk Tanaman Sawit
Pemupukan yang efektif tidak hanya bergantung pada jenis dan jumlah pupuk, tetapi juga pada cara aplikasinya. Berikut adalah beberapa metode pemupukan yang sering diterapkan di kebun kelapa sawit:
- Pemupukan Dasar
Pemupukan dasar dilakukan pada awal penanaman dengan memberikan nutrisi dasar di sekitar lubang tanam. Metode ini memastikan tanaman muda mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan sejak awal, terutama fosfor. Penting untuk mendukung pertumbuhan akar. - Pemupukan Top-Dressing
Metode top-dressing dilakukan dengan menaburkan pupuk di sekitar permukaan tanah setelah penanaman. Ini sangat bermanfaat bagi tanaman sawit dewasa, karena memberi nutrisi pada area yang dapat dijangkau oleh akar, memudahkan tanaman menyerap unsur hara. - Pemupukan Berjangka
Pemupukan berjangka dilakukan secara periodik, misalnya setiap tiga atau enam bulan, sesuai dengan kebutuhan nutrisi sawit pada setiap tahap pertumbuhannya. Penjadwalan ini penting untuk memastikan tanaman memperoleh pasokan nutrisi yang cukup sepanjang tahun. - Pemupukan Foliar
Pupuk foliar disemprotkan langsung ke daun dalam bentuk larutan. Teknik ini efektif untuk memberikan nutrisi mikro dalam jumlah kecil namun cepat diserap oleh tanaman. Pupuk foliar sering digunakan saat tanaman kekurangan nutrisi secara mendadak atau ketika kondisi tanah tidak mendukung penyerapan hara.
Gejala Defisiensi Unsur Pupuk yang Dibutuhkan Kelapa Sawit
Kenali gejala defisiensi (malnutrisi) tanaman kelapa sawit, agar mempermudah menentukan proses pemupukan.
1. Pemupukan Foliar
Kekurangan nitrogen (N) bisa terjadi di berbagai jenis lahan, tetapi kondisi ini lebih sering ditemukan pada tanah berpasir. Kondisi tanah dengan drainase yang buruk, serta pemupukan yang tidak seimbang.
- Daun sawit berwarna hijau pucat hingga kuning dan nampak tidak mengkilap.
- Lidi daun nampak berwarna kuning cerah.
2. Defisiensi P
- Tanaman tumbuh kerdil, pelepah memendek dan pertumbuhan batang meruncing di atas (seperti piramid).
- Daun gulma dan alang-alang di sekitar tanaman berwarna ungu.
3. Defisiensi K
- Daun timbul bercak berbentuk bulat dan berwarna kuning-oranye
- Gejala terjadi pada pelepah tua atau terletak pada bagian tengah tajuk
Defisiensi dapat terjadi akibat pemupukan atau kadar Mg tanah tinggi atau abnormalitas genetik yang sering disebut dengan genetic orange spotting.
4. Defisiensi Mg
- Gejala terjadi pada daun tua.
- Daun berwarna hijau-kunin pudar.
- Ujung daan tengah dauh dekat tulang daun berwarna hijau pucat.
5. Defisiesi B
- Terdapat lipatan atau kedutan kecil pada helain daun dipermukaan bagian atas.
- Ukuran daun mengecil.
- Daun memendek tak menentu, tampak abnormal namun daun tetap berwarna hijau gelap.
- Daun zig zag atau malformasi pada daun termuda.
6. Defisiensi Cu
- Terjadi klorosis pada daun muda ditengah mahkota dan berkembang menjadi bintik-bintik berwarna hijau kekuningan.
- Daun menjadi kering sempurna setelah tua.
- Tanaman tumbuh kerdil/terhambat.
- Defisiensi sering terjadi di lahan pasir, gambut dan pasang surut.
7. Defisiensi Fe
- Terdapat bercak seperti pulau dengan dasar berwarna hijau.
- Ujung daun menjadi nekrosis.
- Pada benih, terjadi nekrosis di ujung anak daun dan tajuk bagian atas menguning.