Bisnissawit.com – PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) meluncurkan program Sekolah Desa Berdaya sebagai upaya meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa di area operasional perusahaan.
Program ini bertujuan mengoptimalkan sumber daya lokal dan menciptakan wirausahawan, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing. Peluncuran dilakukan di dua lokasi, yaitu Metro BGA Region Nanga Tayap dan Sekolah Desa Berdaya. Peresmian dilaksanakan di Metro BGA Region Nanga Tayap dan peninjauan fasilitas seperti gedung sekolah dan media praktik di Sekolah Desa Berdaya.
Selain itu, BGA juga menandatangani nota kesepahaman dengan beberapa mitra strategis, seperti BUMDes, Bank Syariah Indonesia (BSI), kelompok tani sawit, dan Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) untuk mendukung pengembangan ekonomi desa dan akses pendanaan. Sekolah Desa Berdaya telah melibatkan 450 peserta dari 21 batch yang fokus pada peningkatan produktivitas petani sawit serta pengembangan potensi lokal, seperti pertanian, kerajinan tangan, dan pengolahan hasil kebun.
Program ini juga berperan dalam pelestarian lingkungan melalui integrasinya dengan Bumitama Biodiversity & Community Program (BBCP), yang mengelola lahan konservasi. Hingga saat ini, 86% desa di sekitar wilayah BGA telah tercatat sebagai Desa Maju dan Mandiri. BGA berharap program ini dapat mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan ekosistem kewirausahaan yang mandiri dan berkelanjutan.
Sekolah Desa Berdaya diluncurkan oleh PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) yang didorong oleh kesadaran sosial dan diwujudkan melalui program Bumitama Berdaya (Beri Dukungan dan Upaya). Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian serta kesejahteraan masyarakat desa di wilayah operasional perusahaan. Peluncuran program dilakukan di dua lokasi yakni Metro BGA Region Nanga Tayap sebagai tempat seremoni, dan lokasi Sekolah Desa Berdaya sebagai tempat peninjauan fasilitas seperti gedung sekolah, media praktik, dan kegiatan penanaman jagung.
Program ini dirancang untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya serta kearifan lokal, menciptakan local champion dan wirausahawan, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Peresmian program ini dihadiri oleh manajemen BGA, perwakilan kementerian desa, pemerintah daerah, institusi pendidikan, mitra strategis, dan masyarakat setempat. Acara ini merupakan momentum kolaborasi berbagai pihak dalam membangun ekosistem desa yang inklusif dan berkelanjutan.
“Melalui Sekolah Desa Berdaya, kami tidak hanya meningkatkan kapasitas masyarakat desa, tetapi juga mengoptimalkan potensi lokal untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan. Kami yakin kolaborasi ini dapat membawa perubahan signifikan dalam kualitas hidup masyarakat di sekitar perkebunan,” tutur Rizki Munadhil, Head of CSR BGA.
Peluncuran program ini juga ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) strategis bersama BUMDes, Bank Syariah Indonesia (BSI), kelompok tani sawit, dan Kelompok Tani Peduli Api (KTPA). Kerjasama ini mencakup pengembangan ekonomi produktif, akses pendanaan, penguatan kapasitas BUMDes, serta inisiatif desa rendah karbon.
Sejak diluncurkan, Sekolah Desa Berdaya telah melibatkan 450 peserta dari 21 batch yang fokus pada peningkatan produktivitas petani sawit swadaya dan pengembangan potensi lokal seperti pertanian, kerajinan tangan, dan pengolahan hasil kebun. Sebagai simbol komitmen terhadap keberlanjutan, acara ini diwarnai dengan penanaman jagung di demplot Sekolah Desa Berdaya oleh tamu undangan, yang juga mendukung ketahanan pangan nasional melalui praktik pertanian.
Selain memberdayakan ekonomi, Sekolah Desa Berdaya menjadi bagian dari komitmen BGA terhadap pelestarian lingkungan. Program ini terintegrasi dengan Bumitama Biodiversity & Community Program (BBCP) yang mengelola 7.000 hektar lahan konservasi berhutan dan bergambut. Inisiatif ini bahkan mendapatkan RSPO Conservation Leadership Award 2023 berkat kolaborasi dengan IDH Belanda dan EarthQualizer.
Hingga kini, 86% dari 114 desa di sekitar wilayah operasional BGA telah masuk kategori Desa Maju dan Mandiri berdasarkan Indeks Desa Membangun 2024. Capaian ini mencerminkan kontribusi positif BGA terhadap pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat desa.
“Kami berharap Sekolah Desa Berdaya dapat menjadi katalis perubahan, meningkatkan pendapatan masyarakat hingga setara UMR, mengurangi kesenjangan sosial, serta menciptakan ekosistem kewirausahaan yang mandiri. Program ini juga diharapkan mendukung terciptanya desa rendah karbon yang harmonis antara aspek ekonomi dan lingkungan,” ujar Rizki Munadhil.