Yogyakarta, bisnissawit.com – Asosiasi Planters Muda Indonesia (APMI) menyelenggarakan workshop tentang isu negatif kelapa sawit di Auditorium LPP Yogyakarta, Sabtu (18/5/24) kemarin. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dari APMI bersama BPDPKS dan GAPKI untuk merangkul anak muda peduli kelapa sawit Indonesia.
Workshop UMKM Muda: Indonesian Plantation Watch 2024 Vol 1 ini mengusung tema ‘Black Campaign terhadap Perkebunan dan Produk Turunan Kelapa Sawit: Sebatas Politik Dagang atau Tanda Ketidaksempurnaan yang Nyata?’, kegiatan dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan masyarakat di Yogyakarta.
Seperti diketahui, black campaign atau isu negatif kelapa sawit menjadi tembok besar bagi komoditas kelapa sawit di Indonesia, regulasi European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) yang ditetapkan Uni Eropa seakan mencekal komoditas kelapa sawit untuk melenggang ke pasar internasional.
Padahal, pada kenyataannya tuduhan atas dampak buruk dari kelapa sawit tidak seperti yang disebutkan Uni Eropa, seperti penyebab perubahan iklim, merusak lingkungan, menyerap banyak air, deforestasi hutan, penyebab pemanasan global, merusak lahan gambut serta minyak yang mengandung kolestrol.
Persoalan ini menjadi perhatian, Ketua APMI, Muhammad Nur Fadillah menyampaikan, generasi muda juga harus bergerak untuk membela persoalan isu negatif kelapa sawit dan menyampaikan kebenarannya.
“Anak muda harus tampil berani dalam menyampaikan kebenaran untuk menangkal isu-isu negatif yang melibatkan kelapa sawit. Tidak ada satu kata toleransi sedikitpun kepada negara-negara luar untuk menganggu komoditas kelapa sawit Indonesia. Asosiasi Planters Muda Indonesia menginisiasi diskusi untuk menyatukan masukan-masukan anak muda dalam mengawal perkebunan Indonesia,” pungkas Muhammad Nur Fadillah dari keterangan yang diterima Bisnis Sawit, Sabtu (18/5/24).
Adapun dalam kegiatan workshop ini, anak muda berdiskusi bersama para ahli Staf Senior Analis BPDPKS Anwar Sadat, Wakil Sekretaris Jenderal APROBI Irma Rachmania, Guru Besar Sosial Ekonomi UGM Prof Subejo S.P., M.Sc., PhD, dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia-Yogyakarta Dimas Ramadhan Perdana. Serta melibatkan panelis representatif akademis yaitu Ketua ALPENSI Dr. Sri Gunawan, S.P., M.P, dan Rektor Institut Teknologi Yogyakarta Prof Dr. Ir. H Chafid Fandeli, M.S.
Selain berdiskusi dengan ratusan anak muda di Yogyakarta, dalam rangkaian acara juga terdapat pameran bazar UMKM produk dari turunan kelapa sawit.
Bazar ini juga sebagai cara untuk mengedukasi para masyarakat serta pelaku UMKM bahwa produk yang kita konsumsi dan gunakan setiap hari tak lepas dari kelapa sawit, seperti shampo, sabun, pewangi dan lain sebagainya.
Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi BPDPKS Helmi Muhansah menyebut bahwa lewat produk turunan kelapa sawit tidak hanya dirasakan oleh perusahaan besar saja, tetapi juga masyarakat.
”Kami juga punya divisi untuk bermitra dengan UMKM agar produk turuna sawit dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM, termasuk daerah yang bukan penghasil sawit,” ujar Helmi Muhansah. (*)