30 Desember 2024
Share:

Bisnissawit.com – Prediksi iklim 2025 akan mendukung produksi sawit. Perkiraan iklim akan normal yakni curah hujan, kelembaban udara, tingkat evaporasi dan fluks radiasi matahari tahun 2025 memenuhi kriteria untuk kelapa sawit. Sehingga kondisi tersebut mendukung pertumbuhan dan produksi sawit.

Melansir Media Perkebunan, Direktur Perubahan Iklim, Kedeputian Klimatologi,Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), A. Fachry Radjab mengatakan hal ini pada pada Climate User Forum Perkebunan.

Menurut studi curah hujan bulanan yang cocok untuk kelapa sawit >100 mm, kelembaban udara >75% dan radiasi  matahari  >185 W/m2. Tahun 2025 semua persyaratan itu  bisa dipenuhi. Enso diprediksi berada pada fase La Nina lemah di awal tahun (Januari-Februari) sebagai kelanjutan La Nina 2024, selanjutnya beralih ke fase netral dan bertahan hingga akhir tahun 2025. 

IOD diprediksi netral dari awal tahun hingga akhir tahun 2025. Curah hujan tahunan 2025 diprediksi normal, mendekati atau sama tahun 2024. Meskipun demikian terdapat beberapa wilayah yang diprediksi berpotensi mengalami hujan diatas normal sebanyak 12,8% wilayah Indonesia.

Curah hujan tahunan diprediksi berkisar 1.000 mm – 5.000 mm/tahun. Trdapat 64,25% wilayah Indonesia yang berpotensi mendapatkan curah hujan tahunan lebih dari 2.500 mm/tahun (kategori tinggi) yaitu sebagian besar Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Babel, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi bagian tengah dan Selatan, Papua ; sebagian Riau  bagian barat, Jambi, Sumsel, Lampung bagian utara, Banten, Jabar.

Sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi curah hujan tahunan 2025 normal. Ada 12,8% wilayah Indonesia yang diprediksi diatas normal yaitu sebagian kecil Pulau Sumatera, sebagian Pulau Sulawesi bagian tengah dan utara, sebagian kecil Sulawesi Selatan bagian selatan, sebagian kecil Sulawesi Tenggara, sebagian Papua bagian tengah.

Baca Juga:  Pekan Riset Sawit Indonesia ke-8 Akan Diselenggarakan Hari ini

Januari-Februari 2025 curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia umumnya diprediksi pada kategori menengah hingga tinggi.  Beberapa wilayah yang diprediksi pada kategori rendah yaitu sebagian Sumatera, Sulteng, Sulsel, Sultra dan Papua Barat Daya.

Maret-April 2025 curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia umumnya diprediksi pada kategori menengah hingga tinggi. Namun ada beberapa daerah yang diprediksi curah hujannya kategori rendah yaitu sebagian Sumatera, Sulteng, Sulsel dan Papua Barat.

Mei-Juni 2025 curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia umumnya diprediksi menengah. Namun ada beberapa wilayah yang curah hujannya diprediksi tinggi dan sangat tinggi yaitu sebagian Kalimantan, Sulsel, Maluku dan Papua.

Kelembaban udara diprediksi bernilai 65%-95% pada periode Januari-Juni 2025 yang relatif cocok untuk pertumbuhan optimal tanaman sawit. Tingkat evaporasi diprediksi bernilai 100-175 mm/bulan pada Januari-Juni 2025  dan sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan dan Papua memiliki tingkat evaporasi yang lebih tinggi dibanding wilayah lainnya.

Fluks radiasi matahari diprediksi bernilai 250-300 W/m2 pada periode Januari-Juni 2025 dan umumnya wilayah selatan ekuator memiliki nilai yang lebih besar daripada utara ekuator. Kecuali Mei-Juni 2025 diprediksi nilai fluks matahari wilayah utara ekuator lebih besar dibanding selatan ekuator. Kondisi tersebut sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawit.

Kondisi iklim tahun 2025 diprediksi mayoritas mengalami sifat hujan normal hingga atas normal. Kondisi ini dapat dioptimalkan untuk optimalisasi pengairan dan pengisian waduk, bendungan, embung di lahan pertanian dan perkebunan.

BMKG merekomendasikan perlunya mengambil langkah-langkah antisipatif khususnya di wilayah yang diprediksi akan mengalami hujan atas normal yang bisa mengalami peningkatan risiko bencana hidrometeorologi basah. Khususnya wilayah-wilayah yang akan mengalami hujan kategori tinggi dan sangat tinggi.

Baca Juga:  Tingkatkan SDM Kelapa Sawit, Kementan Bersama BPDPKS dan Pemda Tandatangani SPK Pelatihan