11 Maret 2025
Share:

Bisnissawit.com – Proses bongkar muat crude palm oil (CPO) di Pelabuhan Pangkalan Balam, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung kini semakin cepat dan efisien.

PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) Nonpetikemas menghadirkan inovasi teknologi kepelabuhan guna meningkatkan pelayanan bagi industri sawit nasional.

Seperti yang diterangkan dalam siaran pers pada Selasa (11/3/2025), inovasi ini bertujuan meningkatkan kinerja dan operasional anak usaha PT Pelindo tersebut.

“Sejak 2024, PTP Nonpetikemas Cabang Pangkal Balam telah menerapkan sistem portable drop tank dengan pompa submersible untuk menangani kargo curah cair, khususnya CPO,” ujar Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PTP Nonpetikemas, Dwi Rahmad Toto S.

Sebelumnya, proses bongkar muat masih menggunakan metode truck losing, yang membutuhkan waktu lebih lama. Dengan sistem baru ini, proses dipercepat melalui drop tank process, memungkinkan empat truk untuk bongkar muat secara bersamaan.

Kargo yang telah dibongkar langsung dipompa ke tongkang menggunakan sistem pompa listrik, sehingga distribusi menjadi lebih cepat dan efisien. Perubahan ini juga mengurangi durasi sandar kapal (port stay) serta menekan biaya tenaga kerja pelabuhan.

Selain meningkatkan efisiensi, inovasi ini juga berdampak positif terhadap aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan (HSSE). Sistem ini dirancang untuk mencegah pencemaran air, udara, dan perairan.

Menurut Toto, penerapan portable drop tank dan pompa submersible telah berhasil menekan biaya operasional sekaligus meningkatkan efektivitas bongkar muat.

Branch Manager PTP Nonpetikemas Cabang Pangkal Balam, Alamsyah, menambahkan bahwa sistem baru ini memungkinkan pemompaan kargo lebih efisien melalui pipa, dengan kapasitas pompa mencapai 200 ton per jam dan selang berdiameter 6 inci. Sebelumnya, kapasitas pompa hanya 40 ton per jam dengan selang 4 inci.

Baca Juga:  2nd TPOMI 2024, KONFERENSI DAN PAMERAN TEKONOLOGI SAWIT

Selain itu, implementasi inovasi ini juga berkontribusi terhadap pengurangan biaya operasional dan perawatan. Dengan adanya sistem pemantauan real-time, progres bongkar muat kini dapat dipantau dengan lebih akurat dan terintegrasi dengan Pelindo Terminal Operating System Multipurpose (PTOSM).

Sejak penerapan sistem pompa submersible dan drop tank pada semester kedua 2024, kinerja operasional Pelabuhan Pangkalan Balam mengalami peningkatan signifikan. Tercatat, ton per gang per hour (TGH) naik dari 46,49 pada 2023 menjadi 114,05 pada 2024. Efisiensi juga terlihat dari turunnya rasio biaya operasional (BOPO) menjadi 68,69 persen pada Januari 2025, dibandingkan 75,74 persen pada Januari 2024.

Dengan terus berkembangnya lahan sawit di wilayah sekitar pelabuhan, inovasi ini diharapkan dapat terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis ke depannya.