10 Februari 2025
Share:

Bisnissawit.comPT Rea Kaltim Plantations (REA) terus memperkuat komitmennya dalam memberdayakan petani swadaya dan komunitas melalui kemitraan strategis guna meningkatkan kesejahteraan dan memastikan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan.

Dari keterangan tertulis yang diterima Media Bisnis Sawit, Senin (10/2/25), REA telah menandatangani dua Memorandum of Understanding (MoU) untuk Program SmallHolder INclusion for Ethical Sourcing (SHINES) dan proyek SHINES-Koltiva dengan lima koperasi di sekitar operasionalnya.

Selama bertahun-tahun, REA telah berkontribusi dalam pengembangan komunitas melalui berbagai program, antara lain pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi anak muda serta guru, serta program pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.

Selain itu juga pelatihan sertifikasi ISPO dan RSPO, praktik pertanian berkelanjutan, serta program peremajaan sawit untuk petani dan dukungan beasiswa bagi siswa di sekitar operasional REA serta sosialisasi peluang pendidikan tinggi di industri kelapa sawit.

SHINES, yang diluncurkan pada 10 Oktober 2024, bertujuan membantu petani swadaya memenuhi regulasi pasar global seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR) dan mendapatkan sertifikasi RSPO.

Untuk itu, REA menandatangani MoU dengan Koperasi Perkebunan Belayan Sejahtera, Gotong-Royong, Tunas Harapan, Bina Wana Sejahtera, dan Karya Penoon, mendukung 600 petani swadaya di Kutai Kartanegara. Program ini menyediakan pelatihan, dukungan teknis, serta insentif pasar bagi petani yang memenuhi standar EUDR.

REA juga menandatangani MoU dengan Koltiva untuk mendukung program SHINES melalui pelatihan pemetaan lahan, sistem ketertelusuran, serta penerapan praktik pertanian berkelanjutan (Good Agricultural Practices – GAP). Inisiatif ini membantu petani memenuhi persyaratan regulasi dan meningkatkan produktivitas serta profitabilitas jangka panjang.

Dr. Bremen Yong, Chief Sustainability Officer REA, menegaskan bahwa kemitraan ini lebih dari sekadar kepatuhan, melainkan upaya untuk memastikan masa depan petani swadaya dalam industri yang terus berkembang. Pejabat dari Dinas Koperasi dan Kecamatan Kembang Janggut juga menyatakan dukungan penuh terhadap program ini sebagai langkah penting dalam memperkuat ekonomi petani swadaya.

Baca Juga:  APMI Fasilitasi Pembentukan Ikatan Keluarga Mahasiswa BPDPKS di INSTIPER dan Politeknik LPP

Dengan MoU ini, Program SHINES resmi berjalan mulai awal 2025, dengan fokus pada pemetaan lahan, peningkatan kapasitas, serta pendampingan sertifikasi RSPO dan EUDR. Selama tiga tahun ke depan (2025–2027), program ini bertujuan membantu sertifikasi petani, melindungi hutan, dan meningkatkan ketahanan ekonomi melalui kelapa sawit berkelanjutan.