27 Maret 2025
Share:

Bisnissawit.com – Dalam upaya mengatasi infeksi Ganoderma boninense yang menyebabkan penyakit busuk pangkal batang (BPB) pada peremajaan kelapa sawit, Praktisi P3PI Henny Hendrarjanti, dalam seminar 2nd ISGANO 2025, menyampaikan beberapa langkah preventif yang efektif.

Langkah tersebut dimulai dari identifikasi tanaman yang terinfeksi, penebangan tanaman dengan tingkat infeksi berat, pengumpulan inokulum Ganoderma dari akar, batang, serta bole tanaman, kemudian eradikasi inokulum tersebut.

Selanjutnya, lubang bekas tanaman terinfeksi diperlakukan dengan Trichoderma sebelum lahan disiapkan untuk peremajaan dengan menebang pohon sawit yang sehat.

Batang dan akar yang ditebang diletakkan dalam barisan menggunakan teknik windrowing, yang efektif menekan kehilangan hasil produksi sawit serta lebih hemat tenaga kerja dibandingkan metode pembersihan lahan tradisional.

Metode preventif tambahan yang direkomendasikan adalah penggunaan bahan tanam dengan toleransi parsial atau moderat terhadap Ganoderma.

Saat ini, ada enam produsen benih yang memproduksi varietas tersebut. Meski belum ada resistensi vertikal terhadap BPB yang mampu menghentikan infeksi sepenuhnya, resistensi horizontal atau parsial dapat membantu mengurangi dampak negatif infeksi Ganoderma serta mempertahankan kebugaran tanaman.

Program pemuliaan kelapa sawit kini memanfaatkan sumber daya genetik dari spesies Elaeis oleifera asal Amerika Selatan dan Elaeis guineensis asal Afrika.

Pemanfaatan konsorsium mikroba sebagai agen hayati juga telah diteliti secara intensif. Agen hayati seperti Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. terbukti memiliki peran penting dalam melindungi kelapa sawit dari infeksi Ganoderma sp. Actinomycetes jenis Streptomycetes nigroniceolus dilaporkan efektif menghambat pertumbuhan Ganoderma pada tahap pembibitan di area peremajaan.

Selain itu, mikovirus dapat menurunkan virulensi patogen sehingga menyebabkan kondisi hipovirulensi pada Ganoderma.

Cendawan endofit seperti Hendersonia diketahui bersifat antagonis terhadap Ganoderma pada tahap pembibitan, yang ditunjukkan dengan penurunan tingkat infeksi.

Baca Juga:  Ganoderma boninense: Penyakit yang Mengancam Keberlanjutan Kelapa Sawit

Selain itu, mikoriza seperti asbukula berfungsi sebagai agen pengendali hayati yang efektif mengurangi infeksi Ganoderma pada pembibitan, tanaman belum menghasilkan (TBM), maupun tanaman menghasilkan (TM).

Bakteri endofit seperti Burkholderia spp., Bacillus spp., Serratia spp., dan Pseudomonas spp. juga dilaporkan mampu mengendalikan Ganoderma secara efektif. Khususnya Burkholderia spp. dikenal secara luas mampu menghasilkan senyawa antijamur dan meningkatkan pertumbuhan tanaman, serta efektif dalam mengendalikan Ganoderma secara kuratif.