Bisnissawit.com – Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menjajaki peluang memperkuat kerja sama hilirisasi industri mineral terutama lithium. Hal ini guna mendorong penguatan kemitraan strategis antara Indonesia dengan negara-negara Afrika dalam sektor energi dan mineral.
“Saya baru saja mendengar dari Mozambik, dari Zimbabwe, bahwa mereka memiliki banyak mineral, ada dua hal yang ingin kami tawarkan. Yang pertama adalah berbagi pengalaman kami dalam hal itu, dan yang kedua adalah melakukannya sebagai sebuah kemitraan,” jelas Dadan saat menjadi panelis pada 2nd Indonesia – Afrika Forum di Bali, Selasa (3/9) lalu
Dilansir dari situs esdm.go.id, Dadan menegaskan bahwa Indonesia siap berbagi pengalaman dan menjalin kemitraan yang lebih erat dengan negara-negara Afrika dalam jangka waktu panjang sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah.
“Untuk beberapa hal kita berbagi tantangan dan juga peluang yang sama, kita bisa saling melengkapi,” sambungnya.
Pada kesempatan ini, Dadan menyinggung keberhasilan Indonesia dalam pengembangan biodiesel sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Ia menjelaskan bahwa Indonesia saat ini telah mencampurkan 35% biodiesel ke dalam bahan bakar diesel, dan sedang mempersiapkan peningkatan hingga 40% pada tahun depan.
“Kami telah berhasil mengimplementasikan substitusi solar dengan biodiesel kami, dengan bahan bakar berbasis minyak kelapa sawit. Tahun ini, kami mencampurkan 35% biodiesel ke dalam bahan bakar diesel,” ujarnya.
Dalam upaya mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060, Dadan menekankan bahwa Indonesia saat ini sedang merevisi sejumlah regulasi, termasuk undang-undang tentang energi terbarukan, dan memperluas kerjasama dengan negara-negara maju.
“Kami mulai bekerja sama dengan banyak negara maju, berdasarkan pengalaman kami, setidaknya ada dua masalah, yaitu teknologi dan pembiayaan. Inilah yang harus kita kerjasamakan, khususnya dengan negara-negara maju,” jelasnya.
Kerja sama Indonesia dengan negara-negara Afrika di sektor energi mencakup berbagai inisiatif strategis, terutama dengan Kenya, Tanzania, dan Madagaskar.
Indonesia telah menandatangani beberapa MoU dengan Kenya yang meliputi eksplorasi minyak dan gas, ekspolorasi pertambangan, energi terbarukan, serta kerja sama panas bumi.
Bersama Tanzania, kerja sama difokuskan pada eksplorasi perminyakan, pengembangan kapasitas, serta pengembangan sumber daya energi.
Sementara itu, Madagaskar bekerja sama dengan PT TIMAH dalam eksplorasi chrome dan berencana memperluas ke sektor energi terbarukan. Kolaborasi B2B juga dilakukan dengan beberapa perusahaan Indonesia, seperti PT Wijaya Karya dan PT LEN Energy, yang terlibat dalam proyek-proyek pembangkit listrik di Afrika. (*)