24 Juli 2024
Share:

Bisnissawit.com – Penggunaan bahan bakar biodiesel B40 sudah mulai diuji secara resmi pada kereta api, adapun B40 merupakan bahan bakar campuran solar sebanyak 60% dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebanyak 40%.

Satu langkah percobaan ini membuka peluang baik untuk terpenuhinya target bahan bakar campuran solar dan minyak sawit secara penuh pada tahun 2025, hal ini tentu dapat mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil sehingga penggunaan biodiesel bisa menekan emisi.

Dilansir dari situs ebtke.esdm.go.id, Direktur Jenderal EBTKE, Eniya Listiani Dewi menerangkan uji penggunaan pada kereta api ini merupakan uji penggunaan B40 untuk sektor non-otomotif, sementara uji penggunaan pada sektor otomotif telah rampung pada tahun lalu.

Uji penggunaan sektor non-otomotif, selain kereta api juga mencakup alat pertanian, pembangkit listrik, alat berat pertambangan, dan angkutan laut.

“Yang kita ketahui, konsumsi bahan bakar di kereta api ini capai kurang lebih 300 juta liter per tahun, penggunaan B40 ini merupakan upaya strategis di sektor efisiensi energi dengan penurunan emisi dan penghematan penggunaan solar,” jelas Direktur Jenderal EBTKE, Eniya Listiani Dewi, dalam sambutannya pada kegiatan Seremoni Uji Jalan Penggunaan B40 pada Sektor Kereta Api, hari ini (22/7) di Pengawas Urusan Kereta (PUK) Lempuyangan, Yogyakarta.

Eniya mengatakan, saat ini Indonesia menjadi contoh dan patokan tertinggi untuk tingkat pencampuran bahan bakar nabati di dunia.

Banyak negara yang ingin mencontoh keberhasilan Indonesia menerapkan penggunaan B35 dan kedepannya B40, ia menyebutkan Brazilia dan Jepang sudah menyampaikan ketertarikannya untuk belajar bagaimana penggunaan kelapa sawit sebagai campuran ke bahan bakar minyak.

“Tak hanya kereta api, uji penggunaan B40 pada sektor non-otomotif juga akan dilakukan pada empat sektor lainnya yaitu alat mesin pertanian (alsintan), alat berat pertambangan, angkutan laut dan pembangkit. Diharapkan hasil pengujian yang dilakukan dapat memberikan rekomendasi teknis kepada kami untuk merumuskan kebijakan keberlanjutan program mandatori Biodiesel,” pungkasnya.

Baca Juga:  Peneliti Sebut Kelapa Sawit Dorong Transformasi Ekonomi di Indonesia

Eniya turut menyampaikan terima kasih kepada PT KAI (Persero) yang sudah mendukung dengan penyiapan lokomotif untuk uji jalan, PT Pertamina Patraniaga untuk penyediaan bahan bakar, Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang mendukung melalui pendanaan kegiatan uji, APROBI dan seluruh pemangku kepentingan terkait yang sudah mendukung pelaksanaan uji jalan ini. (*)