Bisnissawit.com — Harga minyak inti sawit mentah (Crude Palm Kernel Oil/CPKO) terus mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir. Berbeda dengan tren kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO), hasil tender PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) untuk periode Rabu, 21 Mei 2025, menunjukkan penurunan signifikan pada harga CPKO.
Tren penurunan harga ini bukan hanya terjadi pada tender hari Rabu, tetapi juga telah terlihat sejak periode Selasa, 20 Mei 2025. Bahkan pada Senin, (19/5/2025) lalu, produk CPKO tidak masuk dalam daftar produk sawit yang ditawarkan dalam tender.
Penurunan harga juga tercatat sejak pekan lalu, tepatnya pada Jumat, 16 Mei 2025, ketika hasil tender CPKO menunjukkan pola serupa, dengan harga jual yang terkoreksi dan beberapa pelabuhan memilih melakukan withdraw (WD).
Dua pelabuhan utama yang kembali melakukan WD dalam tender terbaru ini adalah Pelabuhan Belawan di Medan, Sumatera Utara, dan Pelabuhan Boom Baru di Palembang, Sumatera Selatan.
Berikut detail hasil tender CPKO KPBN periode Rabu (21/5/2025):
- Belawan: Harga penawaran Rp27.516 – WD. Penawaran tertinggi Rp27.180 – MM. Sebelumnya Rp28.398 – WD, penawaran tertinggi Rp27.350 – MM. Artinya, terdapat penurunan Rp882 dari harga WD sebelumnya dan Rp170 dari harga penawaran tertinggi sebelumnya.
- Palembang (Loco): Rp27.152 – WD. Penawaran tertinggi Rp26.480 – Ikin. Sebelumnya Rp28.034 – WD, penawaran tertinggi Rp26.640 – Ikin. Tercatat turun Rp882 dari harga WD sebelumnya dan Rp160 dari harga penawaran tertinggi.
Sementara itu, hasil tender Jumat (16/5/2025) juga menunjukkan tekanan serupa:
- Belawan: Rp28.179 – WD. Penawaran tertinggi Rp27.935 – Unilever.
- Kuala Tanjung: Tidak ada update harga terbaru. Sebelumnya tercatat Rp29.150 – WD, penawaran tertinggi Rp28.013 – UOCI.
- Palembang (Loco): Rp27.815 – WD. Penawaran tertinggi Rp26.625 – Ikin. Sebelumnya Rp28.786 – WD, penawaran tertinggi Rp27.775 – Ikin. Terjadi penurunan Rp29 dari harga WD sebelumnya dan Rp1.150 dari harga penawaran tertinggi.
Tekanan harga ini menandakan ketidakstabilan pasar CPKO dalam jangka pendek, sekaligus menjadi perhatian tersendiri bagi pelaku usaha industri hilir sawit yang sangat bergantung pada kestabilan harga bahan baku. (*)