24 April 2025
Share:

Bisnissawit.com – Maraknya peredaran benih sawit ilegal menjadi tantangan besar bagi industri kelapa sawit nasional. Ebi Rulianti, Direktur Perbenihan Perkebunan dari Ditjen Perkebunan, menyoroti fenomena penjualan benih sawit di marketplace yang tidak memiliki legalitas, sementara 21 produsen kecambah resmi tidak pernah memasarkan produknya di platform tersebut. Mekanisme penyaluran benih resmi seharusnya mengikuti prosedur dengan penerbitan SP2BKS (Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit), yang tidak ditemukan dalam penjualan daring ilegal.

Dari total produksi resmi sebesar 200 juta kecambah per tahun, benih ilegitim tercatat mencapai 80 juta butir atau sekitar 40%. Untuk mengatasi hal ini, Ditjen Perkebunan membentuk gugus tugas yang melibatkan produsen resmi, asosiasi marketplace, dan Kemendag. Mereka berhasil menurunkan kata kunci dan tautan jual beli benih ilegal, mencegah potensi kerugian hingga Rp85 miliar.

Keterbatasan akses petani terhadap produsen kecambah dan penangkar benih bermutu menjadi salah satu penyebab utama. Oleh karena itu, Ditjenbun memperkenalkan aplikasi Babebun yang memudahkan petani mengecek penangkar resmi yang telah tersertifikasi.

Hingga kini, sudah ada 84 varietas unggul sawit yang dilepas, dengan dukungan dari 21 produsen benih dan kebun induk seluas 6.941 hektare. Potensi produksi mencapai 433 juta butir benih per tahun.

Sebagai langkah konkret dalam pengawasan dan edukasi, Media Perkebunan bersama GAPKI Kalimantan Tengah akan menggelar ajang Teknis Kelapa Sawit (TKS) pada 28-29 April 2025 di Sampit.

Acara ini menghadirkan pameran benih sawit yang disebut sebagai yang terbesar di Kalteng, diikuti oleh lima produsen besar: PT Tania Selatan (Wilmar Group), PT Socfin Indonesia, PT ASD-Bakrie Palm Oil Seed Indonesia, PT Sawit Bina Makmur (Sampoerna Agro), dan PT Dami Mas Sejahtera (SMART).

Baca Juga:  Pemerintah Perketat Pengawasan E-Commerce untuk Menghentikan Peredaran Benih Ilegal

Menurut Hendra J. Purba, Pemimpin Usaha Media Perkebunan, TKS diharapkan menjadi pintu bagi pekebun untuk terhubung langsung dengan produsen benih unggul sekaligus memperluas pengetahuan soal budidaya sawit.

Selain produsen benih, sejumlah perusahaan penyedia sarana produksi juga turut ambil bagian seperti Pascal Biotech (pengendalian ganoderma), Pentawin (alat pertanian), Mesti Tumbuh Bersama (pupuk dan pestisida), Anugrah Pupuk Makmur (Saraswanti), dan Agritama Multi Sarana (alat dan mesin pertanian). (*)