12 Maret 2025
Share:

Bisnissawit.comPT Hutama Marga Waskita (Hamawas), perusahaan BUMN di bidang konstruksi, telah menyelesaikan pembangunan ruas tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (KUTEPAT).

Dilansir dari Mediaperkebunan.id pada Rabu (12/3/2025), Hamawas menyatakan bahwa salah satu bagian yang baru saja dirampungkan adalah Seksi 2, yakni ruas tol Kuala Tanjung – Indrapura sepanjang 10,15 kilometer (km).

Selain mendukung kelancaran arus mudik dan balik pada perayaan Natal 2024, Tahun Baru 2025, serta Ramadhan dan Idul Fitri 2025/1446 H, tol KUTEPAT juga diharapkan mempercepat distribusi logistik, termasuk komoditas perkebunan kelapa sawit.

Direktur Utama Hamawas, Dindin Solakhuddin, menjelaskan bahwa tol KUTEPAT merupakan bagian dari proyek besar Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang digagas pada era Presiden Joko Widodo. Tol ini akan meningkatkan konektivitas antarwilayah di Pulau Sumatera.

Menurutnya, tol KUTEPAT akan mempermudah distribusi logistik dengan menghubungkan kawasan strategis seperti Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara serta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara.

Sebagai informasi, PT Hutama Karya (Persero) bekerja sama dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dan PT Waskita Toll Road membentuk perusahaan patungan bernama PT Hutama Marga Waskita (Hamawas) untuk membangun ruas tol KUTEPAT sepanjang 143,5 km.

Wakil Ketua DPRD Sumut, Sutarto, juga menilai keberadaan tol KUTEPAT sebagai proyek strategis yang akan mempercepat distribusi barang dan jasa dari Pelabuhan Kuala Tanjung serta KEK Sei Mangkei, dua pusat ekonomi yang terus berkembang. Dengan konektivitas yang lebih baik, daya saing ekonomi Sumut pun diharapkan meningkat.

Menurutnya, Pelabuhan Kuala Tanjung dapat menjadi pusat industri yang lebih kompetitif, sekaligus memanfaatkan potensi Selat Malaka sebagai jalur perdagangan internasional yang efektif.

Baca Juga:  Khawatir Produksi Sawit Menipis, Negara Eksportir Sawit Siapkan Alternatif Minyak Nabati Lain

Selain mendukung sektor logistik dan industri, tol KUTEPAT juga berperan dalam pengembangan pariwisata, terutama untuk meningkatkan akses menuju destinasi unggulan seperti Danau Toba.

Lebih jauh, infrastruktur ini akan memberikan kemudahan bagi pelaku usaha perkebunan, baik perusahaan besar maupun petani, dalam mendistribusikan hasil panen dan produk turunannya. Komoditas utama seperti kelapa sawit dan karet yang banyak ditanam di daerah sekitar tol—termasuk Simalungun, Batubara, Asahan, Serdang Bedagai, Deli Serdang, serta wilayah Labuhanbatu—akan lebih mudah dijangkau pasar.

Di daerah tersebut, banyak perusahaan perkebunan beroperasi, termasuk PTPN (PalmCo dan SupportingCo), PT PD Paya Pinang Group, PT Socfindo, Asian Agri Group, Wilmar Group, Musim Mas Group, PT Sinar Mas Agribusiness and Food, serta PT Abdi Budi Mulia (ABM) milik konglomerat Batak DL Sitorus.

Tol KUTEPAT juga diyakini akan menghidupkan industri pengolahan hasil perkebunan di KEK Sei Mangkei. Unilever Indonesia dan Holding PTPN telah lama beroperasi di kawasan ini, bekerja sama dengan petani setempat. Bahkan, Holding PTPN telah menjalin kemitraan dengan investor dari Tiongkok untuk membangun pabrik sarung tangan berbahan karet serta pusat penelitian karet di KEK Sei Mangkei dengan investasi ratusan miliar rupiah.

Dengan rampungnya tol KUTEPAT, proses ekspor produk turunan sawit dan karet dari wilayah Sumut akan lebih lancar, mengurangi ketergantungan terhadap Pelabuhan Belawan di Medan dan membuka peluang perdagangan ke berbagai negara.