Bisnissawit.com – Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia (P3PI) menyambut baik kebijakan Kementerian Perindustrian yang meningkatkan tingkat komponen dalam negeri pabrik kelapa sawit (PKS) di Indonesia.
Ketua Bidang Pabrik Kelapa Sawit P3PI, Posma Sinurat mengatakan sebagai orang-orang yang sehari-hari berada di lapangan, ia tahu persis bagaimana penggunaan mesin dan suku cadang pabrik kelapa sawit.
“Sebagai praktisi, kami tahu mesin apa saja yang sudah dibuat di dalam negeri. Meskipun mesin itu sudah dibuat di dalam negeri tetapi mayoritas tetap membeli dari luar negeri dan kenyataannya memang lebih bagus,” ujar Posma dilansir dari Media Perkebunan, Senin (13/5/24).
Posma menambahkan, produk luar negeri juga sangat gencar melakukan penetrasi pasar ke Indonesia, sehingga ini menjadi salah satu faktor produk dalam negeri kurang berkembang.
“Kami siap sosialisasikan produk dalam negeri bekerja sama dengan Kemenperin selama produk itu mampu bersaing dari sisi kualitas dan harga,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua P3PI, Edward Silalahi menyatakan dengan 130 mesin dalam satu pabrik kelapa sawit, maka belanja suku cadang tiap pabrik mencapai Rp500 juta per tahun.
Bila ada 1.200 pabrik kelapa sawit di Indonesia, maka bisa dikalkulasikan belanja suku cadang mencapai Rp600 miliar. Pemerintah harus masuk ke industri suku cadang ini karena sekarang mayoritas juga membeli dari Malaysia, termasuk screw press.
“Saya pernah beli screw press produksi dalam negeri dari pabrik kelapa sawit di Medan. Dari segi kemampuan saya yakin pabrik dalam negeri mampu. Masalahnya ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya membuat abai mutu.
Ternyata umur suku cadang itu tidak sesuai yang dijanjikan, misalnya setelah pemakaian 1000 jam harus dilas, ternyata baru 500 jam harus dilas. Kondisi ini membuat kepercayaan kepada industri dalam negeri turun dan sulit mengembalikanya lagi untuk percaya,” tutur Edward.
Ia menyakini bahwa kalau produk dalam negeri harganya lebih murah dari produk luar negeri sedang masa pakainya sama, PKS pasti membeli dari dalam negeri. Masalahnya sekarang harganya lebih mahal masa pakai lebih singkat.
Kemenperin diminta membina industri suku cadang dan mesin pabrik kelapa sawit ini sehingga produknya mampu bersaing dengan produk impor.
“Sebenarnya nasionalisme kami sebagai anak bangsa sering terusik bilsa terus-terusan mengimpor sedang di dalam negeri ada produk serupa. Bangkitkan kepercayaan kami sebagai konsumen dengan produk yang berkualitas dan bersaing dari sisi harga. Maka tanpa diminta PKS-PKS pasti akan membeli dari pabrik di dalam negeri,” pungkasnya. (*)