4 Juli 2025
Share:

Bisnissawit.com — Tantangan terbesar yang masih membayangi industri Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Indonesia adalah persoalan limbah, baik dalam bentuk cair maupun padat. Untuk menjawab persoalan ini, setiap PKS perlu mendorong rasio pemanfaatan limbah secara optimal. Semakin tinggi tingkat pemanfaatan limbah, semakin besar pula nilai tambah yang dapat diraih, baik dari sisi keberlanjutan lingkungan maupun keuntungan ekonomis.

Isu ini akan menjadi fokus dalam gelaran 3rd Technology and Talent Palm Oil Mill atau TPOMI 2025 yang akan berlangsung pada 8 hingga 10 Juni mendatang di Bandung. Ajang yang diinisiasi oleh Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia (P3PI) ini akan menghadirkan pembahasan mendalam seputar teknologi terkini yang diterapkan di industri PKS, dengan penekanan pada strategi pengelolaan limbah yang efisien dan berkelanjutan.

Dalam kegiatan tersebut, sejumlah pembicara akan membagikan gagasan dan solusi inovatif terkait pengelolaan limbah PKS. Salah satunya adalah konsep pabrik tanpa tandan buah segar dan tanpa uap yang diklaim mampu meminimalkan bahkan menghilangkan limbah.

Selain itu, model bisnis baru yang memungkinkan PKS mengadopsi sistem pengolahan limbah tanpa investasi awal juga akan diperkenalkan. Ada pula teknologi pengolahan limbah cair yang menjanjikan penghematan biaya operasional serta penurunan emisi gas rumah kaca dalam proses produksi minyak sawit dan biofuel.

Kehadiran teknologi-teknologi tersebut semakin relevan seiring diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. Dalam regulasi tersebut, terdapat ketentuan tentang persetujuan lingkungan, termasuk pemenuhan baku mutu air limbah dan emisi udara yang wajib dipatuhi oleh PKS.

Ketua Panitia TPOMI 2025 yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang PKS P3PI, Posma Sinurat, menegaskan bahwa limbah cair atau POME harus dikelola secara serius agar tidak melampaui ambang batas BOD yang telah ditetapkan.

Baca Juga:  Teknologi & Gizi Minyak Makan Merah Oleh Dr. Frisda Panjaitan

Ia menambahkan bahwa banyak perusahaan mengeluarkan biaya besar hanya untuk menangani POME, dan jika tidak ditangani dengan baik, bisa menimbulkan pencemaran lingkungan, terutama saat kolam limbah meluap akibat curah hujan tinggi. Dalam beberapa kasus, limbah yang masuk ke sungai memicu kemarahan warga sekitar hingga berdampak pada terganggunya operasional pabrik.

Di sisi lain, POME sebenarnya bisa dimanfaatkan menjadi energi terbarukan seperti listrik dan biogas dengan teknologi penangkap metana. Sayangnya, teknologi pengolahan limbah yang lebih modern dan tidak menghasilkan limbah masih terganjal oleh tingginya biaya investasi awal.

Namun, jika aturan perdagangan karbon untuk sektor sawit diterapkan, adopsi teknologi ini diyakini akan meningkat karena setiap pengurangan emisi karbon akan dihargai dengan insentif finansial. Seiring meluasnya penerapan, teknologi ini diperkirakan akan semakin terjangkau.

Dalam pameran yang menjadi bagian dari TPOMI, sejumlah perusahaan akan menampilkan inovasi mereka di bidang pengelolaan limbah. Hingga saat ini, sektor sawit belum memiliki aturan wajib mengenai perdagangan karbon.

Oleh karena itu, P3PI mendorong pemerintah untuk segera merumuskan regulasi karbon trading yang khusus mengatur industri sawit. Landasan hukum tersebut dinilai penting agar PKS dapat berperan aktif dalam menahan emisi karbon, sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari perdagangan emisi karbon tersebut.

Isu karbon saat ini menjadi pembahasan global yang tak bisa diabaikan. PKS pun harus masuk dalam arus ini agar tidak tertinggal dalam transformasi industri berkelanjutan. Salah satu topik penting lain yang juga akan dibahas dalam TPOMI 2025 adalah penerapan proses kering atau dry-process yang tidak menggunakan uap.

Proses ini diklaim mampu menghasilkan minyak dengan kandungan phytonutrient tinggi, emisi gas rumah kaca yang rendah, serta bebas dari pencemaran limbah cair. Metode ini juga menandai pergeseran dari proses sterilisasi ke teknik pasteurisasi, yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga:  Mesin Decanter Series 'PRODEC43' Seberat 4 Ton Jadi Sorotan, Teknologi Baru untuk Pabrik Sawit

TPOMI 2025 diharapkan menjadi tonggak penting dalam perjalanan industri sawit menuju sistem produksi yang lebih hijau, efisien, dan bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. (*)