Bisnissawit.com – Pasar modal Indonesia digemparkan oleh aksi jual beli besar-besaran saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) pada Selasa, 6 Mei 2025. Data dari broker mencatat adanya perpindahan kepemilikan sebanyak 30,58 juta lot saham di pasar negosiasi, dengan harga rata-rata Rp1.813 per saham dan nilai transaksi total mencapai sekitar Rp5,54 triliun.
Hingga saat ini, belum terungkap secara resmi siapa pihak yang berada di balik transaksi fantastis tersebut. Namun, kuat dugaan bahwa aksi ini berkaitan dengan proses akuisisi pengendali perusahaan.
Spekulasi ini sejalan dengan kabar yang beredar sebelumnya bahwa First Resources—perusahaan kelapa sawit asal Singapura milik taipan Ciliandra Fangiono—tengah melakukan aksi korporasi strategis terhadap ANJT. Melalui entitas PT Ciliandra Perkasa (CP), First Resources dikonfirmasi telah mengakuisisi saham pengendali ANJT senilai USD329,75 juta, atau setara dengan Rp5,4 triliun.
Akuisisi tersebut melibatkan dua pemegang saham lama, yakni PT Austindo Kencana Jaya (AKJ) dan PT Memimpin Dengan Nurani (MDN), yang merupakan perusahaan milik dua bersaudara Sjakon George Tahija dan George Santosa Tahija.
ANJT sendiri dikenal sebagai salah satu emiten perkebunan sawit yang juga memiliki diversifikasi bisnis ke sektor sagu dan sayuran, termasuk edamame. Investor legendaris Lo Kheng Hong juga tercatat memiliki sebagian kecil saham di perusahaan ini.
Kinerja Keuangan Tumbuh Solid
Di sisi operasional, kinerja keuangan ANJT pada kuartal I-2025 menunjukkan tren positif. Pendapatan konsolidasian perusahaan naik 29,6 persen menjadi USD63,4 juta, yang sebagian besar berasal dari segmen kelapa sawit sebesar USD61,7 juta atau 97,4 persen dari total pendapatan.
Sektor edamame juga menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 55,3 persen menjadi USD1,1 juta. Sementara itu, pendapatan dari sagu meningkat 21,9 persen menjadi USD0,4 juta. Hanya saja, kontribusi dari segmen energi terbarukan menurun 17,4 persen menjadi USD121.600 akibat pemeliharaan berkala.
Beban usaha ANJT tercatat stabil di angka USD4,1 juta, dan beban keuangan berhasil ditekan hingga turun 17,9 persen menjadi USD2,1 juta. Dengan efisiensi operasional tersebut, ANJT sukses membalikkan kerugian menjadi laba bersih sebesar USD4,9 juta, dibandingkan rugi USD3,2 juta pada periode yang sama tahun lalu. Margin laba bersih pun membaik signifikan, dari -6,6 persen menjadi 7,7 persen.
Akuisisi dan kinerja solid ini menjadi sorotan penting dalam lanskap bisnis sawit nasional, sekaligus mengindikasikan langkah strategis dari pelaku industri besar dalam memperkuat portofolio di tengah persaingan global yang kian ketat. (*)