22 Mei 2025
Share:

Bisnissawit.com – Harga minyak sawit mentah (CPO) diperkirakan akan tetap tinggi sepanjang tahun 2025, didorong oleh peningkatan permintaan untuk biodiesel dan tantangan dalam produksi. Dilansir dari Trading Economics, Kamis (22/5/25), harga CPO diproyeksikan mencapai sekitar 3.733 ringgit Malaysia (MYR) per metrik ton pada akhir kuartal ini.

Di Indonesia, peningkatan mandatori campuran biodiesel dari 35% menjadi 40% (B40) telah meningkatkan konsumsi domestik CPO, mengurangi volume ekspor, dan mendorong harga global naik. Langkah ini diperkirakan akan menyerap tambahan 1,5 hingga 1,7 juta metrik ton CPO.

Namun, produksi minyak sawit menghadapi tantangan signifikan. Di Malaysia, produksi stagnan lebih dari satu dekade karena keterbatasan lahan dan lambatnya replantasi, sementara di Indonesia, kekhawatiran terhadap deforestasi memperlambat pertumbuhan. Akibatnya, pertumbuhan produksi global melambat menjadi sekitar 1% per tahun dalam empat tahun terakhir.

Permintaan dari negara-negara konsumen utama seperti India dan China diperkirakan meningkat karena harga minyak sawit menjadi lebih kompetitif dibandingkan alternatif seperti minyak kedelai.

Di India, harga CPO telah melebihi harga minyak kedelai selama enam bulan terakhir, kadang-kadang dengan selisih lebih dari $100 per ton.

Secara keseluruhan, kombinasi antara peningkatan permintaan biodiesel, tantangan produksi, dan permintaan global yang kuat diperkirakan akan menjaga harga minyak sawit tetap tinggi pada 2025.

Hal ini memiliki implikasi signifikan bagi produsen dan konsumen di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang yang sangat bergantung pada minyak sawit sebagai sumber minyak nabati utama. (*)

Baca Juga:  Globoil India 2023 : Peluang Indonesia “Berbicara Banyak” pada pasar Edible Oil Industri & Agri-Trade lainnya di India